Minggu, 20 Juni 2010

TUGAS ANATOMI 2

ankle joint

BAB I
PENDAHULUAN

A) Latar Belakang
Pengertian Anatomi
Anatomi berasal dari dua kata yaitu : Ana yang berati menguraikan dan Tomy berarti memotong. Jadi anatomi adalah ilmu yang mempelajari susunan tubuh manusia dengan jalan menguraikan dan memotong bagiannya.
Dalam ilmu anatomi mempelajari berbagai hal mengenai susunan tubuh manusia. Terdapat berbagai istilah dalam ilmu anatomi, salah satunya joint (sendi) yang merupakan istilah berbahasa inggris. Khusus dalam karya tulis ini, membahas mengenai joint atau persendian terutama Ankle Joint.
Pengertian Sendi
Sendi merupakan suatu engsel yang membuat anggota tubuh dapat bergerak dengan baik, juga merupakan suatu penghubung antara ruas tulang yang satu dengan ruas tulang lainnya, sehingga kedua tulang tersebut dapat digerakkan sesuai dengan jenis persendian yang diperantarainya.
B) Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari sendi (joint)
2. Memahami sendi – sendi yang terdapat pada ankle joint
3. Mengetahui fungsi, persarafan, bidang gerak, axis, origo dan insertio pada gerakan inversi – supinasi serta eversi – pronasi pada ankle joint.

C) Manfaat
1. Kita dapat lebih memahami apa itu anatomi, dan lebih terkhususkan pada sendi
2. Dapat mengetahui sendi – sendi serta fungsi maupun persarafan pada gerakan inversi – supinasi dan eversi – pronasi pada ankle joint.



BAB II
PEMBAHASAN

Anatomi-Fisiologi Sendi
Sebagian besar sendi kita adalah sendi sinovial. Permukaan tulang yang bersendi diselubungi oleh tulang rawan yang lunak dan licin. Keseluruhan daerah sendi dikelilingi sejenis kantong, terbentuk dari jaringan berserat yang disebut kapsul. Jaringan ini dilapisi membran sinovial yang menghasilkan cairan sinovial untuk “meminyaki” sendi. Bagian luar kapsul diperkuat oleh ligamen berserat yang melekat pada tulang, menahannya kuat-kuat di tempatnya dan membatasi gerakan yang dapat dilakukan.
Rawan sendi yang melapisi ujung-ujung tulang mempunyai mempunyai fungsi ganda yaitu untuk melindungi ujung tulang agar tidak aus dan memungkinkan pergerakan sendi menjadi mulus/licin, serta sebagai penahan beban dan peredam benturan. Agar rawan berfungsi baik, maka diperlukan matriks rawan yang baik pula.
Matriks terdiri dari 2 tipe makromolekul, yaitu :
• Proteoglikan : yang meliputi 10% berat kering rawan sendi, mengandung 70-80% air, hal inilah yang menyebabkan tahan terhadap tekanan dan memungkinkan rawan sendi elastis
• Kolagen : komponen ini meliputi 50% berat kering rawan sendi, sangat tahan terhadap tarikan. Makin kearah ujung rawan sendi makin tebal, sehingga rawan sendi yang tebal kolagennya akan tahan terhadap tarikan
Disamping itu matriks juga mengandung mineral, air, dan zat organik lain seperti enzim.
Gejala Sama, Jenis Berbeda
Kebanyakan orang tahu bahwa rematik menyebabkan rasa nyeri, kaku, dan kadang-kadang pembengkakan pada sendi. Tapi, rematik juga dapat mempengaruhi otot dan tendon (tempat otot melekat), yang mungkin tidak bengkak tetapi tetap sakit.
Jenis rematik ada kuranglebih 100 macam, yang paling umum adalah Osteoarthritis, Rheumathoid Arthritis dan Gout (Arthritis Pirai).
Ankle Joint
Ankle Joint (pergelangan kaki) merupakan persendian yang paling sering mengalami cidera pada orang dewasa. Penentuan bagaimana penanganannya biasanya hanya berdasarkan pemeriksaan klinis dan interpretasi dari foto rontgen.

Anatomi Fisiologi

Stabilitas pada mortise ankle beergantung pada struktur tulang-tulang dan ligamen. Persendian utama berada diantara talus dan cekungan tibia. Talus yang berbentuk seperti pelana kuda sangat pas kedudukannya dengan cekungan tibia dan benturan kecil saja pada keharmonisan dari tibiotalar joint ini akan mengurangi contact area dan akan membebani articular cartilago yang akan menyebabkan arthrosis.

Pada sisi medial talotibial joint di topang dengan kuat oleh medial malleolus dan ligamen medial collateral, yang lebih kuat dari ligamen di sisi lateralnya. Pada sisi lateral terdapat penopang fleksibel yang dibentuk oleh lateral complex yang terdiri dari fibula, syndesmosis dan lateral Collateral bands.
Syndesmosis merupakan serat pengubung antara tibia dan fibula yang dibentuk oleh ligamen tibiofibular anterior dan posterior yang letaknya setinggi cekungan tibia dan ligamen intraosseus yang tebal, berada di bawah membran intraosseus dan terletak 2 cm di atas cekungan tibia dimana ruang kecil bagian superior dari persendian berakhir.
Ligamen tibiofibula anterior dan posterior sering sebut sebagai syndesmosis anterior dan posterior. Ligamen lateral collateral menghubungkan distal fibula dengan talus dan calcaneus. Fleksibilitas dari lateral complex membuat talus dan fibula bergerak dan berputar selama pergerakan normal dari ankle. Pergerakan fibula ini pada syndesmosis merupakan bagian penting dari fungsi normal ankle.

Persambungan/ artikulasio : pertemuan antara dua atau lebih dari tulang rangka.
Artrologi: ilmu yang mempelajari persendian.
Fibrosa: hubungan antar sendi oleh jaringan fibrosa
Kartilago/tulang rawan: ruang antar sendinya berikatan dengan tulang rawan.
Sinovial/sinovial joint: ada ruang sendi dan ligament untuk mempertahankan persendian.
Sendi Berdasarkan Jenis Persambungannya
Sinartrosis
Sendi yang terdapat kesinambungan krn di antara kedua ujung tulang yang bersendi tdp suatu jaringan
Diartrosis
Sendi terdapat ketidak-sinambungan karena di antara tulang yg bersendi terdapat rongga (cavum articulare)
Sinartrosis
1. Syndesmosis: jaringan penghubungnya mrp jaringan ikat
a. Sutura: tepi-tepi tulang dihubungkan oleh
jaringan ikat yg tipis. Cth: di antara tulang-
tulang tengkorak
b. Schindylesis: lempeng pd tulang yg satu
terjepit di dlm celah pada tulang lain. Cth
antara rostrum sphenoid & vomer
c. Ghomphosis: tulang yg 1 berbentuk kerucut
masuk ke dalam lekuk yg sesuai dgn bentuk
itu pd tlng lain.Cth: antara gigi dg rahang
d. Syndesmosis elastica: jar ikat penghubungnya
mrp jar ikat elastin. Cth: di antara arc.
Vertebra oleh lig.flavum
e. Syndesmosis fibrosa: jar ikat penghubungnya
mrp serat kolagen. Cth: antara ulna & radius
oleh membran interossa antebrachii


Diartrosis
Pada diartrosis tdp bgn2 sbb:
1. Ujung-ujung tulang yg bersendi:
kepala sendi (caput articulare)
& lekuk sendi (cavitas glenoidalis)
2. Simpai sendi (capsula articularis): stratum fibrosum (bgn luar) & stratum synoviale (bgn dlm)
3. Rongga sendi (cavum articulare) berisi cairan synovial
4. Alat-alat khusus:
- tendon: membatasi gerak sendi & sbg penyokong
mekanik
- kartilago & bantalan lemak (fat pads): discus &
meniscus articulares sbg alat menerima tumbukan,
penyangga, & untuk mengurangi diskongruen
- kandung sega (bursae mucosae) untuk memudahkan
gerakan sendi
- ligament (accessories, extracapsular, & intracapsular
ligaments)
ANKLE JOINT
Pada ankle joint terdapat 3 (tiga) pasang gerakan yaitu dorsi flexi – plantar flexi, eversi – inversi, dan pronasi – supinasi. Akan tetapi menurut AN De Wolf dalm bukunya berjudul `Pemeriksaan Alat Penggerak Tubuh`, manyatakan bahwa gerakan eversi sama dengan pronasi serta gerakan inversi sama dengan gerakan supinasi. Gerakan eversi/pronasi merupakan gabungan dari dorso flexi, abduksi, dan pronasi. Gerakan inversi/supinasi merupakan gabungan dari plantar flexi, adduksi, dan supinasi.



Berikut tabel fungsi,persarafan,bidang dan axis gerak, serta origo/insertio pada gerakan inversi-supinasi dan eversi-pronasi yang terjadi pada ankle joint.
NO ANKLE JOINT PERSARAFAN BIDANG AXIS ORIGO INSERTIO
GERAK GERAK
1. EVERSI/PRONASI Frontal Sagital
Agonis :
M.Peroneus Longus N.fibularis superficialis Caput fibula, dua pertiga Tuberositas ossis meta
(N.ischiadius) proksimal facies lateral dan tarsalis (1) dan os cunei
Akar Saraf : L4,L5 ; S1-3 margo posterior fibula forme medial
M.Peroneus Brervis N.fibularis superficialis Separuh distal facies Tuberositas ossis meta
(N.ischiadius) lateralis dan margo tarsalis V
Akar Saraf : L4,L5 ; S1-3 anterior fibula
Antagonis :
M.Tibialis Anterior N.fibularis profundus Epicondylus lateralis tibia, Basis ossis metatarsalis
(N.ischiadicus) facies lateralis dan mem I dan os cuneiforme
Akar Saraf : L4,L5 ; S1-3 brana interossea medial
M.Tibialis Posterior N.tibialis (N.ischiadicus) Facies posterior tibia bag. Tuberositas ossis navi
Akar Saraf :L5 proksimal, facies medialis cular, permukaan
fibula dan membrana plantar os cuniform &
interossea basis metatarsal II-IV
Sinergis :
M.Gastrocnemius N.tibialis (N.ischiadicus) Caput medial : Tuber calcanei dan
Akar Saraf : L5 Epicondylus tendo calcaneus
Medialis humeri (Achilles)
Caput lateral :
Epicondylus
Lateralis humeri
M.Soleus N.tibialis (N.ischiadicus) Epicondylus
Akar Saraf :L5 Lateralis humeri
Fiksator :
M.Ekstensor Digitorium N.fibularis profundus Condilus lateralis tibia, Aponeurosis keempat
Longus (N.ischiadicus) margo anterior fibula dan jari lateral kaki
Akar Saraf : L4,L5; S1-3) membrana interossea
M.Ekstensor halucis N.fibularis profundus Fibula,Facies medialis Permukaan dorsal
longus (N.ischiadicus) dan membrana interossea jari I
Akar Saraf : (L4,L5; S1-3)

2. INVERSI/SUPINASI Frontal Sagital
Agonis :
M.Tibialis Anterior N.fibularis profundus Epicondylus lateralis tibia, Basis ossis metatarsalis
(N.ischiadicus) facies lateralis dan mem I dan os cuneiforme
Akar Saraf : L4,L5 ; S1-3 brana interossea medial
M.Tibialis Posterior N.tibialis (N.ischiadicus) Facies posterior tibia bag. Tuberositas ossis navi
Akar Saraf :L5 proksimal, facies medialis cular, permukaan
fibula dan membrana plantar os cuniform &
interossea basis metatarsal II-IV
Antagonis :
M.Peroneus Longus N.fibularis superficialis Caput fibula, dua pertiga Tuberositas ossis meta
(N.ischiadius) proksimal facies lateral dan tarsalis (1) dan os cunei
Akar Saraf : L4,L5 ; S1-3 dan margo posterior fibula forme medial
M.Peroneus Brevis N.fibularis superficialis Separuh distal facies Tuberositas ossis meta
(N.ischiadius) lateralis dan margo tarsalis V
Akar Saraf : L4,L5 ; S1-3 anterior fibula
Sinergis :
M.Ekstensor Digitorium N.fibularis profundus Condilus lateralis tibia, Aponeurosis keempat
Longum (N.ischiadicus) margo anterior fibula dan jari lateral kaki
Akar Saraf : L4,L5; S1-3) membrana interossea
M.Ekstensor Halucis N.fibularis profundus Fibula,Facies medialis Permukaan dorsal
Longus (N.ischiadicus) dan membrana interossea jari I
Akar Saraf : (L4,L5; S1-3)
Fiksator :
M.Gastrocnemius N.tibialis (N.ischiadicus) Caput medial : Tuber calcanei dan
Akar Saraf :L5 Epicondylus tendo calcaneus
Medialis humeri (Achilles)
Caput lateral :
Epicondylus
Lateralis humeri
M.Soleus N.tibialis (N.ischiadicus) Epicondylus
Akar Saraf :L5 Lateralis humeri

Adapun fungsi dari masing-masing otot tersebut yaitu :
1. M. Parenous Longus untuk pronasi dan plantar fleksi ankle
2. M. Parenous Brevis untuk pronasi dan plantar fleksi ankle
3. M. Tibialis Anterior untuk dorso fleksi dan supinasi kaki
4. M. Tibialis Posterior untuk plantar fleksi dan supinasi
5. M. Gastrocnemius untuk plantar fleksi ankle dan membantu fleksi knee
6. M. Soleus untuk plantar fleksi ankle dan membantu fleksi knee
7. M. Ekstensor Digitorium Longus untuk ekstensi jari kaki
8. M. Ekstensor Halucis Longus untuk ekstensi jari kaki









BAB III
PENUTUP
A) Kesimpulan
Sendi merupakan suatu engsel yang membuat anggota tubuh dapat bergerak dengan baik, juga merupakan suatu penghubung antara ruas tulang yang satu dengan ruas tulang lainnya, sehingga kedua tulang tersebut dapat digerakkan sesuai dengan jenis persendian yang diperantarainya.
Adapun gerakan-gerakan yang dihasilkan oleh ankle joint, yaitu :
1. Dorsal Fleksi
2. Plantar Fleksi
3. Eversi
4. Inversi
5. Pronasi
6. Supinasi
Menurut AN De Wolf bahwa gerakan inversi sama dengan supinasi, sedangkan eversi sama dengan pronasi.

B) Saran
Sebaiknya materi dijelaskan dengan terperinci dan disertai dengan contoh, agar lebih dipahami.



PLANTAR FLEKSI

BAB I
PENDAHULUAN



A. Latar belakang

Anatomi berasal dari dua kata yaitu : ana yang berarti menguraikan dan tomi berarti memotong. Jadi, anatomi adlah ilmu yang mempelajari susunan tubuh manusia dengan jalan menguraikan dan memotong bagiannya.
Angkle joint merupakan sendi synovial (bebas bergerak). dibentuk oleh malleolus tibia dan fibula serta talus. Diperkuat oleh ligamen deltoideum dan liga-men collateral lateral.Pada sisi medial ankle joint diperkuat oleh 5 ikatan ligamen yang kuat, 4 ligamen yang menghubungkan malleolus medial tibia dengan tulang tarsal bagian posterior, calcaneus, talus dan navicular. pada angkle joint terdapat enam gerakan yaitu; plantar fleksi, dorsal fleksi, abduksi, adduksi, inversi, dan eversi. Namun yang akan di bahas pada makalah ini hanyalah gerakan plantar fleksi dan gerakan dorso fleksi.
Otot-otot kaki terdiri atas otot-otot ekstrinsik dan otot-otot intrinsik. Otot ekstrinsik terletak pada bagian anterior, lateral dan posterior tungkai bawah sampai ke kaki. Otot primemover plantarfleksi ankle adalah otot two-joint gastrocnemius dan one-joint so-leus. Otot-otot lain yang memberikan kontribusi ter-hadap plantarfleksi adalah otot tibialis poste-rior, fleksor hallucis longus, fleksor digitorum longus, serta otot peroneus longus dan brevis. Oleh karena itu akan dibahas secara lengkap dalam makalah ini.
B. Tujuan
1. Mengetahui otot-otot yang bekerja pada saat melakukan gerakan plantar fleksi dan dorso fleksi
2. Mengetahui bidang dan axis gerak pada gerakan ankle joint.







BAB II
PEMBAHASAN


II.1 GERAKAN PLANTAR FLEKSI

Angkle joint merupakan sendi synovial (bebas bergerak). Pada angkle joint gerakan plantar fleksi adalah gerakan membengkokkan sendi kearah plantar. Pada saat plantarfleksi ankle, malleolus lateral (fi-bula) akan berotasi ke medial dan tertarik kearah inferior serta kedua malleoli saling mendekati. Pada sendi superior, caput fibula akan slide kearah inferior. Bidang gerak pada plantar fleksi adalah bidang gerak sagital yaitu membagi tubuh menjadi 2 bagian, kiri dan kanan. Sedang axis gerak pada plantar fleksi adalah axis frontal ,yaitu axis yang tegak lurus terhadap bidang gerak sagital. Saat melakukan gerakan plantar fleksi otot-otot yg bekerja adalah:
1. M.Triceps surae
Terdiri dari:
a. M.Gastroknemius
Origo : (caput medial) epicondylus medialis humeri, (caput lateral) epicondylus lateralis humeri.
Insertio : Tuber calcanei dan tendo calcaneus(Achilles)
Nervus : N.fibularis superficialis (L4-S2)
Sifat : Agonis
b. M.Soleus
Origo :Epicondylus lateralis humeri
Insertio :Tuber calcanei dan tendo calcaneus
Nervus : N.fibularis superficialis (L4-S2)
Sifat : Agonis
c. M.plantaris
Origo :Epicondylus lateralis humeri
Insertio :Tendo calcaneus (Achilles)
Nervus : N.fibularis superficialis L4-S2
Sifat : Agonis


2. M.Tibialis posterior
Origo :Facies posterior tibia bagian proksimal, facies medialis fibula dan membrane interossea
Insertio :Tuberositas ossis navikular, permukaan plantar os cuniforme dan basis metatarsal II-IV
Sifat : Agonis
Nervus : N.tibialis L4-S3

3. M.Fleksor digitorum longus
Origo : Facies posterior tibia dan margo interossea
Insertio : Phalang distal jari kaki 2-5
Sifat : Sinergis
Nervus : N.tibialis L4-S3
4. M.Fleksor hallucis longus
Origo : Facies posterior dan margo posterior fibula
Insertio : Phalang distal jari kaki 1
Nervus : N.tibialis L4-S3
Sifat : Sinergis


5. M.Peroneus longus
Origo :Caput fibula, dua pertiga proksimal facies lateral dan margo posterior fibula
Insertio : Tuberositas ossis metatarsalis (1) dan os cuneforme medial
Nervus : N.fibularis superficialis L4-S2
Sifat : Sinergis
6. M.Peroneus brevis
Origo : Separuh distal facies lateralis dan margo anterior fibula
Insertio : Tuberositas ossi metatarsalis V
Nervus : N.fibularis superficialis L4-S2
Sifat : Sinergis



Gambar tungkai bawah tampak anterior Gambar tungkai bawah tampak posterior


II. GERAKAN DORSO FLEKSI

Pada angkle joint gerakan dorso fleksi adalah gerakan meluruskan sendi kearah dorsal/belakang dari posisi plantar fleksi. Pada saat dorsifleksi ankle, malleolus lateral akan berotasi ke lateral dan tertarik kearah superior serta kedua malleoli saling membuka. Pada sendi superior, caput fibula akan slide kearah superior.
Bidang gerak pada dorso fleksi adalah bidang gerak sgital, yaitu membagi tbuh menjadi 2 bagian, kiri dan kanan. Sedang axis gerak pada dorso fleksi adalah axis frontal, yaitu axis yangn tegak lurus terhadap bidang gerak sagital. Pada saat melakukan gerakan dorso fleksi otot-otot yang bekerja adalah:


1. M.Tibialis anterior
Origo : Epicondylus lateralis tibia, facies lateralis dan membrane interossea.
Insertio : Basis ossis metatarsalis I dan os cuneiforme medial.
Nervus : N.fibularis profundus L4-S2
Sifat : Agonis

2. M.Ekstensor hallucis longus
Origo : Fibula, facies medialis dan membrarana interossea.
Insertio : Permukaan dorsal jari I.
Nervus : Nfibularis profundus L4-S2.
Sifat : Antagonis

3. M.Ektensor digitorum longus
Origo :Condilus lateralis tibia, margo anterior fibula dan membrane interossea.
Insertio : Aponeurosis ke empat jari lateral kaki.
Nervus : N. tibularis profundus
Sifat : Antagonis



Gambar angkle tampak lateral



BAB III
PENUTUP


A. Kesimpulan
Otot-otot yang bekerja pada gerakan plantar fleksi adalah M. Triceps Surae, M. Tibialis posterior, M. Flexor digitorum longus, M. flexor Hallucis longus, M. Peroneus longus dan M. Peroneus brevis.
Otot-otot yang bekerja pada gerakan dorso fleksi adalah M. tibialis anterior, M. Ekstensor haluccis longus, dan M. Digitorum longus.
Bidang gerak pada gerakn dorso dn plantar fleksi adalah bidang sagital. Axis gerak pada gerakan dorso dan plantar fleksi adalah axis frontal.

B. Saran
Sebaiknya dalam pembuatan makalah ini gambar di perlengkap.



BAB II
PEMBAHASAN
A. HIP JOINT
Hip joint merupakan triaxial joint, karena me-miliki 3 bidang gerak. Hip joint juga merupakan hubungan proksimal dari extremitas inferior. Dibandingkan dengan shoulder joint yang konstruksinya untuk mobilitas, hip joint sangat stabil yang konstruksinya untuk menumpuh berat badan. Selama berjalan, gaya dari extremitas inferior ditransmisikan keatas melalui hip ke pelvis & trunk, dan aktivitas extremitas inferior lainnya.
Karena hip joint merupakan triaxial joint maka terdapat 3 pasang gerakan yang terjadi pada hip joint.
B. GERAKAN PADA HIP JOINT
Gerakan tersebut adalah fleksi – ekstensi, abduksi – adduksi, external rotasi – internal rotasi. Gerakan yang paling luas adalah fleksi hip dan yang paling terbatas adalah ekstensi/hipereks-tensi hip
Fleksi hip adalah gerakan femur ke depan da-lam bidang sagital.
Jika knee lurus, maka gerakan fleksi hip dibatasi oleh ketegangan otot hamstring.
Pada gerak fleksi yang luas, pelvis akan back-ward tilt untuk melengkapi/menyempurnakan gerakan pada hip joint.
Extensi adalah gerakan kembali dari fleksi. Hiperekstensi adalah gerakan femur ke bela-kang dalam bidang sagital.Gerakan ini sangat terbatas, kecuali para dan-cer dan akrobat yang memungkinkan terjadi rotasi femur keluar sehingga gerakannya cukup luas. Faktor penghambat hiperekstensi hip adalah ketegangan ligamen iliofemoral pada bagian depan sendi. Keuntungan dari keterbatasan gerak ini adalah sendi menjadi sangat stabil untuk weight bearing (menumpuh berat badan) tanpa mem-butuhkan kontraksi otot yang kuat.
Abduksi adalah gerakan femur ke samping da-lam bidang frontal sehingga paha bergerak jauh dari midline tubuh. ROM Abduksi yang lebih besar dapat terjadi jika femur berotasi keluar. Abduksi dibatasi oleh otot-otot adduktor dan ligamen pubofemoral
.Adduksi adalah gerakan kembali dari abduksi. Hiperadduksi hanya dapat terjadi jika tungkai sisi kontralateral digerakkan keluar. Pada hiperadduksi yang luas, ligamen teres femoris menjadi tegang.
External rotasi adalah suatu rotasi femur disekitar axis longitudinal sehingga knee terputar keluar. External rotasi juga merupakan suatu rotasi femur disekitar axis sagital sehingga knee terputar kedalam. ROM external rotasi biasanya lebih besar daripada internal rotasi.
Internal rotasi adalah gerak rotasi femur disekitar axis longitudinal sehingga knee terputar kedalam. Internal rotasi juga merupakan gerak rotasi femur disekitar axis sagital sehingga knee terputar keluar. ROM internal dan external rotasi dipengaruhi oleh derajat torsi femoral (terputarnya femur pada axis longitudinal sehingga salah satu ujungnya berotasi kedalam terhadap ujung lainnya).
Diagonal adduksi adalah suatu gerakan ke depan dari posisi abduksi paha dalam bidang horizontal, yang diikuti oleh penurunan external rotasi. Diagonal abduksi adalah suatu gerakan ke samping dari posisi fleksi hip dalam bidang horizontal, yang diikuti oleh external rotasi

.
C. OTOT PADA ROTASI HIP JOINT
• Eksorotasi
Bidang Gerak : Tranversal
Axis Gerak : Longitudinal
Otot menurut fungsi:
AGONIS :
1. M. obtorator eksternus
Origo : Bagian luar Foramen Obturatorium,membrane obturatoria.
Insertio: Fossa trochanterica
Saraf : N.Obturatorius (plexus lumbalis)
Fungsi : Eksorotasi dan Fleksi Hip
2. M. Obtorator internus
Origo : Foramen obturatorium
Insertio: Fossa trochanterica
Saraf : N.musculi obturatorii interni dan Rr.musculares (plexus sacralis)
Fungsi : Eksorotasi Hip
3. M. Quadratus femoris
Origo : Tuber Ischiadicum
Insertio: Crista trochantica
Saraf : N.musculi quadrati femoris
Fungsi : Eksorotasi Hip
4. M. Gemelus Inferior
Origo : Fossa trochanterica
Insertio: Fossa trochanterica
Saraf : N. musculi obturatorii interni dan Rr.musculares (plexus sacralis)
Fungsi : Eksorotasi Hip
5. M. Gamellus Superior
Origo : Spina ischiadica
Insertio: Spina ischiadica
Saraf : N.musculi obturatorii interni dan Rr.musculares (plexus sacralis)
Fungsi : Eksorotasi dan Fleksi Hip
6. M. Adduktor Magnus
Origo : Ramus inferior ossis pubis, ramus dan tuber ossis ischii (tepi medial)
Insertio: Labium mediale linae asperae (dua per tiga bagian proximal), Tuberositas, Tuberculum adductorium (hiatus adductorius antara kedua insertion)
Saraf : N. Obturoturius dan N. ishiadichus
Fungsi : Adduksi, rrotasi ke luar, fleksi (bagian depan), ekstensi (bagian belakang)

ANTAGONIS
1. M. Iliacus
Origo : Fossa iliaca dan spina iliaca anterior inferior(Os coxae),kapsul depan sendi pangkal paha.
Intersio :Trrochanter minor dan daerah yang membatasi labium mediale lineasperae
Saraf :Rr.musculares
Fungsi : Fleksi, Rotasi ke dalam (rotasi ke luar bersamaan dengan kontraksi Mm. glutei)
2. M. Psoas major
Origo : LAPISAN PERMUKAAN:corpus vertebrae thoracicae XII sampai corpus vertebrae lumbalis IV(permukaan samping),Disci intervertebrales
LAPISAN DALAM:Procsss..zostalis pada vertebrae lumbales I-IV
Insertio : Trochanter minor
Saraf : Rr.musculares
Fungsi : Fleksi, rotasi kedalam (rotasi keluar bersamaan dengan kontraksi Mm.glutei)
3. M. Psoas minor
Origo : Corpus vertebrae thiracicae XII dan corpus vertebrae lumbalis I (permukaan samping)
Insertio : Fascia M. iliopsoas, Arcus ilopectineus (seringkali suatu tendo yang pipih dan panjang
Saraf : Rr.musculares
Fungsi : Fleksi, rotasi kedalam (rotasi keluar bersamaan dengan kontraksi Mm.glutei)

SINERGIS
1. M. Gluteus Maximus
Origo : bagian dorsal os sacrum, facies dorsal os illium
Insertio: tuberositas glutea, tractus iliotibilis
Saraf : N. gluteus inferior (L4-S2)
Fungsi : ekstensi, rotasi ke luar, adduksi dan abduksi.
2. M. gluteus medius
Origo : Alae ossis glutea, facies glutea
Insertio: Trochanter majus
Saraf : N. gluteus superior (L4-S1)
Fungsi : Abduksi, ekstensi dan rotasi ke luar.
3. M. Piriformis
Origo : os sacrum foramina
Insertio: Trochanter majus
Saraf : N. ishiadicus dan N. musculi piriformis (L5-S1)
Fungsi : Rotasi Keluar, ekstensi dan adduksi.
4. M. sartorius
Origo : spina iliaca anterior superior
Insertio: sisi medial tuberositas tibia
Saraf : N.Femoralis (L2-L3)
Fungsi : fleksi, rotasi ke luar, abduksi
5. M. pectineus
Origo : pecten os pubis
Insertio: linea pectenia
Saraf : N.Femoralis dan N.Obturatorius (L2-L3)
Fungsi : adduksi, rotasi ke luar, fleksi
6. M. adductor longus
Origo : ramus superior dan inferior os pubis
Insertio: linea pectenia
Saraf : N. obturatorius (plexus lumbalis)
Fungsi : adduksi, fleksi, rotasi ke luar, (rotasi luar serabut paling depan)

FIKSATOR
1. M. Sartorius
Origo : Spina iliaca anterior superior
Insertio: Tuberositas Tibiae (permukaan medial)
Saraf : N. femoris
Fungsi : fleksi, rotasi ke luar, adduksi
2. M. Adductor brevis
Origo ; Ramus inferior ossis pubis (lebih dekat ke foramen obturatim daripada ke. M. adductor longus)
Insertio : Labium medial linea asperae (sepertiga bagian proksimal)
Saraf : N. obturatorius
Fungsi : Adduksi, fleksi, rotasi ke luar


• Endorotasi
Bidang Gerak : Tranversal
Axis Gerak : Longitudinal
Otot menurut fungsi:
AGONIS :
1. M. Iliacus
Origo : Fossa iliaca dan spina iliaca anterior inferior(Os coxae),kapsul depan sendi pangkal paha.
Intersio :Trrochanter minor dan daerah yang membatasi labium mediale lineasperae
Saraf :Rr.musculares
Fungsi : Fleksi, Rotasi ke dalam (rotasi ke luar bersamaan dengan kontraksi Mm. glutei)

2. M. Psoas major
Origo : LAPISAN PERMUKAAN:corpus vertebrae thoracicae XII sampai corpus vertebrae lumbalis IV(permukaan samping),Disci intervertebrales
LAPISAN DALAM:Procsss..zostalis pada vertebrae lumbales I-IV
Insertio : Trochanter minor
Saraf : Rr.musculares
Fungsi : Fleksi, rotasi kedalam (rotasi keluar bersamaan dengan kontraksi Mm.glutei)
3. M. Psoas minor
Origo : Corpus vertebrae thiracicae XII dan corpus vertebrae lumbalis I (permukaan samping)
Insertio : Fascia M. iliopsoas, Arcus ilopectineus (seringkali suatu tendo yang pipih dan panjang
Saraf : Rr.musculares
Fungsi : Fleksi, rotasi kedalam (rotasi keluar bersamaan dengan kontraksi Mm.glutei)

ANTAGONIS

1. M. obtorator eksternus
Origo : Bagian luar Foramen Obturatorium,membrane obturatoria.
Insertio: Fossa trochanterica
Saraf : N.Obturatorius (plexus lumbalis)
Fungsi : Eksorotasi dan Fleksi Hip
2. M. Obtorator internus
Origo : Foramen obturatorium
Insertio: Fossa trochanterica
Saraf : N.musculi obturatorii interni dan Rr.musculares (plexus sacralis)
Fungsi : Eksorotasi Hip
3. M. Quadratus femoris
Origo : Tuber Ischiadicum
Insertio: Crista trochantica
Saraf : N. musculi quadratis femoris
Fungsi : Eksorotasi Hip
4. M. Gemelus Inferior
Origo : Fossa trochanterica
Insertio: Fossa trochanterica
Saraf : N.musculi obturatorii interni dan Rr.musculares (plexus sacralis)
Fungsi : Eksorotasi Hip
5. M. Gamellus Superior
Origo : Spina ischiadica
Insertio: Spina ischiadica
Saraf : N.musculi obturatorii interni dan Rr.musculares (plexus sacralis)
Fungsi : Eksorotasi dan Fleksi Hip
6. M. Adduktor Magnus
Origo : Ramus inferior ossis pubis, ramus dan tuber ossis ischii (tepi medial)
Insertio: Labium mediale linae asperae (dua per tiga bagian proximal), Tuberositas, Tuberculum adductorium (hiatus adductorius antara kedua insertion)
Saraf : N. Obturoturius dan N. ishiadichus
Fungsi : Adduksi, rrotasi ke luar, fleksi (bagian depan), ekstensi (bagian belakang)

SINERGIS
.
1. M. gluteus medius
Origo : Alae ossis glutea, facies glutea
Insertio: Trochanter majus
Saraf : N. gluteus superior (L4-S1)
Fungsi : Abduksi, ekstensi dan rotasi ke luar.
2. M. Semitendinosus
Origo : Tuber ishiadicum (bersatu dengan caput longum musculi bicipitis femoris)
Insertio: Tuberositas tibiae
Saraf : N. ishiadicus bagian tibial (L5-S1)
Fungsi : Rotasi ke dalam, ekstensi dan adduksi.
3. M. Semi membranosus
Origo : Tuber ishiadicum
Insertio: Proksimal ujung tibia
Saraf : N.Femoralis (L2-L3)
Fungsi : Ekstensi, rotasi ke dalam, dan adduksi

FIKSATOR
1. M. Tensor Fascia Latae
Origo : Spina iliaca anterior superior
Insertio: Lateral ujung tibia (di atas Tractus iliotibialis di bawah condylus lateralis)
Saraf : N. gluteus superior
Fungsi : fleksi, rotasi ke dalam, abduksi
2. M. Gracilis
Origo ; Ramus inferior ossis pubis (pinggir medial, sepanjang symphisis pubis)
Saraf : N. obturatorius
Fungsi : Adduksi, fleksi, rotasi ke luar


BAB III
PENUTUP

A.KESIMPULAN
Hip joint merupakan triaxial joint, karena me-miliki 3 bidang gerak. Hip joint juga merupakan hubungan proksimal dari extremitas inferior. External rotasi adalah suatu rotasi femur disekitar axis longitudinal sehingga knee terputar keluar. Internal rotasi adalah gerak rotasi femur disekitar axis longitudinal sehingga knee terputar kedalam.
Otot-otot yang bergerak pada gerakan eksorotasi dan endorotasi pada hip joint antara lain sebagai berikut:
• Gerakan eksorotasi
a. Agonist : M.Obturatorius internus, M. Quadratus femoris, M.Obturaturatorius eksternus, M. gamellus superior, M.gamellus inferior, M.Adduktor magnus, M Glateus Magnus,
b. Antagonist : M.Illiacus, M. Psoas major, M.Psoas minor
c. Sinergis : M.Gluteus maksimus, M.Gluteis medius, M.Gamellus superior,M.sartorius, M.fisiformis, M.pectinus, M.Abduktor longus
d. Fiksator : M.Glateus maksimus, M.Tensor faciae latae

• Gerakan endorotasi
a. Agonist : M.Illiacus, M.Psoas major,M.Psoas minor
b. Antagonist : M.Obturatorius internus,M.Quadratus femoris,M.Gamellus superior,M.Adductor magnus,M.Glateus magnus
c. Sinergis :M.Glateus medius,M.Glateus minimus,M.Adductir magnus
d. Fiksator : M.Facia latae, M.Gracillis

Arah,bidang dan axis pada gerakan eksorotasi dan endorotasi antara lain sebagai berikut :
Gerakan eksorotasi dan endorotasi : arahnya medial dan lateral,bidangnya transversal dan axisnya longitudinal.

SARAN
• Materi yang di berikan sebaiknya di jelaskan secara terperinci
• Dalam menjelaskan materi sebaiknya di sertai dengan contoh gerakan sehingga mudah di pahami

BAB II
PEMBAHASAN
A. Struktur Anatomi Hip
• Hip joint dibentuk oleh caput femur yang kon-veks bersendi dengan acetabulum yang konkaf.
• Hip joint adalah ball and socket (spheroidal) triaxial joint.
• Acetabulum terbentuk dari penyatuan os ilium, ischium, dan pubis.
• Seluruh acetabulum dilapisi oleh cartilago hyaline, & pusat acetabulum terisi oleh suatu massa jaringan lemak yang tertutup oleh membran synovial.

B. Sudut Pada Hip Joint
• Sudut inklinasi adalah sudut yang dibentuk antara axis neck femur dan shaft femur (nor-malnya 125o).
• Jika sudut inklinasi lebih besar dari normal disebut dengan coxa valga, jika lebih kecil dari normal disebut dengan coxa vara.
• Torsion adalah sudut yg dibentuk oleh axis transversal condylus femur dan axis neck femur (normalnya 8 – 25o atau 12o).
• Peningkatan sudut torsion disebut dengan ante-version (shaft femur berotasi ke medial).
• Penurunan sudut torsion disebut dengan retro-version (shaft femur berotasi ke lateral).
C. Gerakan pada Hip
• Karena hip joint merupakan triaxial joint maka terdapat 3 pasang gerakan yang terjadi pada hip joint.
• Gerakan tersebut adalah fleksi – ekstensi, ab-duksi – adduksi, external rotasi – internal rotasi
• Gerakan yang paling luas adalah fleksi hip dan yang paling terbatas adalah ekstensi/hipereks-tensi hip.
1. Fleksi Hip
• Fleksi hip adalah gerakan femur ke depan da-lam bidang sagital.
• Jika knee lurus, maka gerakan fleksi hip diba-tasi oleh ketegangan otot hamstring.
• Pada gerak fleksi yang luas, pelvis akan back-ward tilt untuk melengkapi/menyempurnakan gerakan pada hip joint.

2. Ekstensi/hiperekstensi Hip
• Extensi adalah gerakan kembali dari fleksi.
• Hiperekstensi adalah gerakan femur ke bela-kang dalam bidang sagital.
• Gerakan ini sangat terbatas, kecuali para dan-cer dan akrobat yang memungkinkan terjadi rotasi femur keluar sehingga gerakannya cukup luas.
• Faktor penghambat hiperekstensi hip adalah ketegangan ligamen iliofemoral pada bagian depan sendi.
• Keuntungan dari keterbatasan gerak ini adalah sendi menjadi sangat stabil untuk weight bearing (menumpuh berat badan) tanpa mem-butuhkan kontraksi otot yang kuat.

3. Abduksi
• Abduksi adalah gerakan femur ke samping da-lam bidang frontal sehingga paha bergerak jauh dari midline tubuh.
• ROM Abduksi yang lebih besar dapat terjadi jika femur berotasi keluar.
• Abduksi dibatasi oleh otot-otot adduktor dan li-gamen pubofemoral.

4. Adduksi
• Adduksi adalah gerakan kembali dari abduksi.
• Hiperadduksi hanya dapat terjadi jika tungkai sisi kontralateral digerakkan keluar.
• Pada hiperadduksi yang luas, ligamen teres femoris menjadi tegang.

5. External/Lateral Rotasi
• External rotasi adalah suatu rotasi femur disekitar axis longitudinal sehingga knee terputar keluar.
• External rotasi juga merupakan suatu rotasi femur disekitar axis sagital sehingga knee ter-putar kedalam.
• ROM external rotasi biasanya lebih besar dari-pada internal rotasi.

6. Internal/Medial Rotasi
• Internal rotasi adalah gerak rotasi femur dise-kitar axis longitudinal sehingga knee terputar kedalam.
• Internal rotasi juga merupakan gerak rotasi femur disekitar axis sagital sehingga knee ter-putar keluar.
• ROM internal dan external rotasi dipengaruhi oleh derajat torsi femoral (terputarnya femur pada axis longitudinal sehingga salah satu ujungnya berotasi kedalam terhadap ujung lainnya).

7. Diagonal Adduksi/Abduksi
Diagonal adduksi adalah suatu gerakan ke depan dari posisi abduksi paha dalam bidang horizontal, yang diikuti oleh penu-runan external rotasi.
Diagonal abduksi adalah suatu gerakan ke samping dari posisi fleksi hip dalam bidang horizontal, yang diikuti oleh external rota.

D. Arthrokinematika
Caput femur berbentuk konveks akan bergerak slide dalam arah yang berlawanan dengan gerak fisiologis femur.

No. Gerak fisiologis Gerak Arthrokinematika
1. Fleksi Slide ke posterior
2. Ekstensi Slide ke anterior
3. Abduksi Slide ke inferior
4. Adduksi Slide ke superior
5. Internal Rotasi Posterior
6. External Rotasi Anterior













Gerakan Abduksi pada Hip Joint
• Bidang gerak : Frontal
• Aksis gerak : Sagital
• Otot menurut fungsi :

A. AGONIS

M. Gluteus Medius
Origo Insertion Insertion Fungsi
Ala ossis glutea, facies glutea Trochanter major N. gluteus superior (plexus sacralis) Abduksi hip, membantu endorotasi dan eksorotasi

M. Tensor Fascia Latae
Origo Insertion Saraf Fungsi
Spina iliaca anterior superior Tractus iliotibialis N. gluteus superior (plexus lumbosacralis) Membantu fleksi dan abduksi hip




B. ANTAGONIS
M. Adduktor Magnus

Origo Insertion Saraf Fungsi
Ramus ossis ischii, dan sisi caudal tuber ischiadicum 2/3 bagian proksimal linea aspera, epicondylus medial femur N. obturatorius (plexus lumablis) dan bagian tibia N. ischiadicus (plexus sacralis) Adduksi hip, membantu endorotasi

M. Abduktor Brevis
Origo Insertion Saraf Fungsi
Ramus inferior ossis pubis lebih dekat ke foramen obturatum daripada ke M. adductor longus 1/3 bagian proximal labium mediale lineae asperae N. obturatorius (plexus lumablis) Adduksi hip, eksorotasi , dan fleksi hip

M. Adduktor Longus
Origo Insertion Saraf Fungsi
Ramus superior dan inferior os pubis 1/3 tengah labium medial linea aspera N. obturatorius (plexus lumbalis) Adduksi hip, membantu ekstensi dan eksorotasi




M. Pectineus
Origo Insertion Saraf Fungsi
Pectin os pubis Linea pectenia N. femoralis dan N. obturatorius (plexus lumbalis) Adduksi hip, membantu fleksi dan eksorotasi

M. Gracilis
Origo Insertion Saraf Fungsi
Ramus inferior os pubis, sepanjang simpisis os pubis Sisi medial tuberositas tibia N. obturatorius (plexus lumbalis) Adduksi hip, membantu fleksi, dan endorotasi knee

C. SINERGIS
M. Sartorius
Saraf : N. Femoralis

Gerakan Adduksi pada hip joint
• Bidang gerak : frontal
• Axis gerak : sagital
• Otot menurut fungsi

A. AGONIS
M. Adduktor Magnus
Origo Insertion Saraf Fungsi
Ramus ossis ischii, dan sisi caudal tuber ischiadicum 2/3 bagian proksimal linea aspera, epicondylus medial femur N. obturatorius (plexus lumablis) dan bagian tibia N. ischiadicus (plexus sacralis) Adduksi hip, membantu endorotasi

M. Abduktor Brevis
Origo Insertion Saraf Fungsi
Ramus inferior ossis pubis lebih dekat ke foramen obturatum daripada ke M. adductor longus 1/3 bagian proximal labium mediale lineae asperae N. obturatorius (plexus lumablis) Adduksi hip, eksorotasi , dan fleksi hip

M. Adduktor Longus
Origo Insertion Saraf Fungsi
Ramus superior dan inferior os pubis 1/3 tengah labium medial linea aspera N. obturatorius (plexus lumbalis) Adduksi hip, membantu ekstensi dan eksorotasi

M. Pectineus
Origo Insertion Saraf Fungsi
Pectin os pubis Linea pectenia N. femoralis dan N. obturatorius (plexus lumbalis) Adduksi hip, membantu fleksi dan eksorotasi

M. Gracilis
Origo Insertion Saraf Fungsi
Ramus inferior os pubis, sepanjang simpisis os pubis Sisi medial tuberositas tibia N. obturatorius (plexus lumbalis) Adduksi hip, membantu fleksi, dan endorotasi knee



B. ANTAGONIS
M. Gluteus Medius
Origo Insertion Saraf Fungsi
Ala ossis glutea, facies glutea Trochanter major N. gluteus superior (plexus sacralis) Abduksi hip, membantu endorotasi dan eksorotasi

M. Tensor Fascia Latae
Origo Insertion Saraf Fungsi
Spina iliaca anterior superior Tractus iliotibialis N. gluteus superior (plexus lumbosacralis) Membantu fleksi dan abduksi hip




















BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Gerakan pada hip joint adalah :
• Fleksi hip
• Ekstensi/hiperekstensi hip
• Abduksi
• Adduksi
• Eksternal/lateral rotasi
• Internal/medial rotasi
• Diagonal abduksi/adduksi
Bidang gerak abduksi dan adduksi pada hip joint adalah FRONTAL
Axis gerak abduksi dan adduksi pada hip joint adalah SAGITAL

B. SARAN
Pada pelaksaan perkuliahan anatomi sebaiknya dilengkapi dengan alat peraga agar tujuan perkuliahan dapat berjalan dengan baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar