Sabtu, 19 Juni 2010

laporan pratikum fisiologi RKP

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kekurangan oksigen dalam waktu lama dapat menyebabkan kerusakan sel yang irreversible terutama sel-sel susunan saraf pusat yang sanagat sesensitif terhadap hipoksia. Hilangnya suplai oksigen keotak menyebabkan hilangnya kesadaran dalam waktu 15 detik dan pernapasan akan berhenti dalam waktu kurang dari 1 menit. Bila oksigenisasi tidak diperbaiki secepatnya, maka kerusakan permanen akan terjadi dalam waktu 4 menit dan korban tidak mempunyai harapan lagi bila anoksia berkelanjutan sampai 8 menit.
Asfiksia Cerebral terjadi terutama oleh karena :
1. Kegagalan pernapasan
a. Obstruksi jalan napas : umumnya disebabkan oleh karena jauthnya lidah kebelakang pada dinding posterior pharynx
1. Pernapasan terhenti : sebagai akibat berhentinya stimulasi dari pusat pernapasan terhadap otot-otot pernapasan. Hal ini terjadi setelah trauma kepala, shock listrik, dosis obat yang berlebihan atau hipoksia
2. Kegagalan sirkulasi
Terjadi bila jantung berhenti berkontraksi yang dapat disebabkan oleh Asistole atau Fibrilasi Ventrikel. Penyebab yang umum adalah Infark Miokard atau serangan jantung, tetapi shock listrik juga dapat menyebabkan hal ini.
B. Tujuan Percobaan
Mengetahui cara-cara mengatasi gangguan transport oksigen, baik yang disebabkan berhentinya pernapasan maupun gangguan fungsi sirkulasi.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pemakaian oksigen dan pengeluaran karbondioksida sangat diperlukan untuk menjalankan fungsi normal seluler didalam tubuh. Pemakaian tesebut melalui suatu proses pernapasan, sehingga secara harfiah pernapasan dapat diartikan pergerakan oksigen dari atmosfer menuju sel keudara bebas. Proses pernapasan terdiri dari beberapa langkah dimana system pernapasan, system saraf pusat dan system kardiovaskuler memegang peranan yang sangat penting.
• Fisiologi saluran pernapasan
Proses terjadinya pernapasan terbagi dalam dua bagian, yaitu inspirasi ( menarik napas) dan ekspirasi ( menghembuskan napas). Bernapas berarti melakukan inspirasi dan ekspirasi secara bergantian dan beraturan, berirama dan terus menerus.
inspirasi dan ekspirasi juga mempengaruhi variasi di (dalam) tekanan darah systemic, sebab perubahan di (dalam) kapasitas [menyangkut] vasculature yang berkenaan dengan paru-paru selama pernapasan memodifikasi perpindahan darah untuk mengangkat oksigen kejantung. (Ewald E. Selkurt,2000)
Saluran pernapasan udara dimulai dari hidung hingga mencapai paru-paru adalah hidung, faring, laring , trachea, bronchus, dan bronkhiolus.
Saluran pernapasan dari hidung sampai bronkhiolus dilapisi oleh membrane mukosa yang b ersilia, ketika udara masuk kedalam rongga hidung udara tersebut disaring, dihangatkan dan dilembabkan. Kemudian udara mengalir kefaring menuju laring. Oksigen pada proses pernapasan dipindahkan dari udara luar kedalam jaringan dan stadium pertama ventilasi, yaitu masuknya campuran gas kedalam dan keluar paru-paru. Transportasi masuknya campuran gas yang keluar masuk paru terdiri dari bebrapa aspek, yaitu :
a. Difusi gas antara alveolus dan kapiler paru, dan diantara darah sistematik dan sel jaringan
b. Distribusi darah dalam sirkulasi pulmoner, dan penyesuainnya dengan distribusi udara dalam alveolus
c. Reaksi kimia dan fisik dari oksigen dan karbondioksida dengan darah
Besarnya daya muat udara dalam paru-paru 4.500-5000 ml (4,5-5 liter). Udara yang diproses dalam paru-paru (inspirasi dan expirasi) hanya 10 %, kurang lebih 5000 ml dihembuskan pada pernapasan biasa. (Syaifuddin, 2006)
Stadium yang ketiga adalah respirasi sel, yaitu saat dimana metabolit dioksida untuk mendapatkan energienergi dan karbondioksida terbentuk sebagai sampah metabolisme sel dan dikeluarkan oleh paru-paru.
• Fisiologi kardiovaskuler
Jantung merupakan salah satu organ yang terletak dalam mediastinum dirongga dada, yaitu pericardium parrietalis dan pericardium visceralis. Pericardium parietalis melekat pada tulang dada sebelah depan dan kolumna vertebralis bagian belakang, sedangkan kebawah pada diafragma. Pericardium visceralis langsung melekat pada permukaan jantung.
Fisiologis siklus jantung ventrikel kiri memompa darah keaorta melalui katup seminularis aorta, dari aorta darah akan dialirkan menuju arteri kemudian kejaringan melalui cabang kecil arteri (arteriola), dari arteriola kemudian menuju kevenula. Kemudian melalui vena darah akan dialirkan keatrium kanan, dari atrium kanan darah menuju ventrikel kanan melaluyi katup trikuspidalis, dari katup seminularis pulmonalis. Dari arteri pulmonalis kepulmo. Dari pulmo darah keluar melalui vena pulmonalis keatrium kiri, dari atrium kiri kemudian menuju ventrikel kiri melalui katup bicuspidalis atau mitralis. Demikian seterusnya darah akan mengalir melalui siklus tersebut.
Resusitasi jantung paru tidak dilakukan pada semua yang mengalami gagal jantung atau pada orang yang sudah mengalami kerusakan pernapasan atau sirkulasi yang tidak ada lagi kemungkinan untuk hidup, melainkan yang mungkin hidup lama tanpa meninggalkan kelainan diotak.
Suatu prosedur keadaan darurat di mana paru-paru dan jantung dibuat untuk bekerja dengan pedoman dengan tangan memampatkan pada dada diposisikan pada jantung dan udara memaksa ke dalam paru-paru [itu]. CPR digunakan untuk memelihara peredaran ketika perhentian jantung yang memompa, pada umumnya oleh karena penyakit, obat/racun, atau trauma. (http://id.answers.yahoo.com)
Resusitasi jantung paru atau resusitasi kardiopulmonar bertujuan untuk mengembalikan fungsi pernapasan atau sirkulasi dan penanganan akibat henit nafas (respiratory arrest) dan atau henti jantung (cardiac arrest), yang mana fungsi tersebut gagal total yang memungkinkan untuk hidup normal.
otak mati dan kematian permanen terjadi dalam 4-6 beberapa menit setelah berhubungan dengan jantung bagaimana cara seseorang menghentikan. Berhubungan dengan jantug menghentikan dapat dilakukan jika yang diperlakukan nya di dalam beberapa menit dengan suatu goncangan elektris untuk mengembalikan kembali suatu denyut jantung normal. Proses ini disebut defibrillation. Suatu kesempatan korban dikurangi 7-10 persen dengan tiap menit itu lewat CPR dan defibrillation. Sedikit usaha pada penyadaran berhasil setelah 10 beberapa menit. (http://www.americanheart.org/presenter)
Fibrilation ( mata gelap cordis)Secara normal berbagai serabut otot dari bilik jantung mengontrak di (dalam) cara, sedemikian sehingga oleh tindakan [yang] dipersatukan mereka [adalah] tekanan di (dalam) rongga ditingkatkan dan darah dialirkan. (Tuttle and Schottelius, 2001)
Adapun sebab henti nafas, yaitu
• Sumbatan jalan nafas
Bias disebabkan karena adanya benda asing, aspirasi, lidah yang jatuh kebelakang, pipa trachea terlipat, kanula trachea tersumbat, kelainan akut glottis dan sekitarnya (sembab glottis, perdarahan)
• Depresi pernapasan
Sentral : obat, intoksikasi, Pa oksigen rendah, Pa karbondioksida tinggi, setelah henti jantung,tumor otak dan tenggelam.
Perifer : obat poelumpah otot, penyakit gravis, poliomyelitis
Sebab dari henti jantung, yaitu penyakit kardiovaskuler, penyakit jantung sistemik, infark miokardial akut, embolus paru, fibrosis pada system konduksi (penyakit lenegre, sindrom adams stokes, noda sinus atrioventrikulaer sakit), kekurangan oksigen akut, henti nafas, benda asing dijalan nafas, sumbatan jalan nafas oleh sekresi, asfiksia dan hipoksia, kelebihan dosis obat dan gangguan asam basa, digitalis, quinidin, antidepresan trisiklik, propoksifen, adrenalin dan isoprenalin, kecelakaan, syok listrik dan tenggelam. (http://hennykartika.wordpress.com)
Dalam tindakan resusitasi kardiopulmonar terdapat tiga cara, yaitu
• Airway
• Breathing
• Sirkulasi






BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

A. Cara Kerja
Tindakan pertama dalam resusitasi kardiopulmonar, yaitu
a. Safety : amankan diri dan orang lain
b. Respon : cek kesadaran korban (panggil nama, tepuk pundak korban,rangsang dengan cubit)
c. Call for help
d. Look (lihat pengenbnagan dadanya), listen (dengar suara nafas), feel (rasakan hawanya). Kemudian lakukan hal-hal sebaggai berikut :
1. Jalan Napas
Untuk menjamin jalan napas sanggat penting dilakukan tindakan Safar Triple Airway Manoeuvre, yaitu
a. Adakan ekstensi dari kepala
b. Sokonglah rahang (mandibula)
c. Buka kedua bibir
Bila korban telah bernapas dengan baik, maka korban dimiringkan keposisi lateral yang akan mempertahankan Airway.
2. Pernapasan
Bila setelah tindakan pertama (Safar) tidak tampak adanya pernapasan, maka harus dilakukan pernapasan buatan :
a. Mulut ke mulut (Mouth to Mouth = Expired Air Resuscitation)
Setelah melakukan tindakan pertama, maka penolong menarik napas dan meniupkan udara ekspirasi kedalam mulut korban sambil memperhatikan naiknya dada korban. Kemmudian penolong melepaskank bibirnya dari bibir korban untuk memastikan turunnya dad korban dan merasakan hembusan udara ekspirasi korban. Penolong harus memastikan naik turunnya dad pada setiap pernapasan. Siklus pernapasan harus diulangi sebanyak 12 kali per menit, yaitu satu kali setiap 5 detik.
b. Metode Nielsen
Korban ditelungkupkan dengan kepala dipalingkan kesamping beralaskan kedua punggung tangannya. Penolong berlutut didepan kepala korban dan kedua tangan ditempatkan pada kedua lengan atas korban tepat diatas sikunya. Penolong menarik dan mengangkat kedua lengan korban kearah dirinya dengan mengayunkan badan kebelakang sampai terasa suatu perlawanan yang kuat. Kemudian kembalikan lengan pada sikap semula dan kedua tangan penolong dipindahkan kesisi punggung dengan jari-jari direnggangkan serta ibu jari diatas tulang belikat. Dengan kedua lengan diluruskan penolong mengayunkan badannya kedepan sehingga terjadi tekanan dan kembali pada posisi semula. Tindakan-tindakan ini diulang setiap 5 detik.
c. Metode Silvester
Korban dibaringkan terlentang dan tempatkan bantalan pakaian dibawah pertengahan punggung. Penolong berlutut didepan kepala korban dan menghadap kearah korban. Peganglah pergelangan tangan korban dan dengan mengayunkan tubuh kebelakang, tariklah kedua tangan korban keatas melewati kepala sampai kedua tangan terletak diatas tanah/lantai. Dengan demikian terjadi inspirasi oleh karena otot-otot dada menarik iga-iga bagian atas dada. Kemudian penolong menekankan kedua tangan korban diatas dadanya dalam arah vertical kebawah. Tindakan ini dilakukan setiap lima detik.
d. Sirkulasi
Bila setelah tindakan satu dan dua (memperbaiki jalan napas), denyut nadi tidak teraba yang berarti terjadi kegagalan sirkulasi maka haruslah dilakukan Kompresi Jantung Luar (External Cardiac Compression=ECC). ECC berupa menggerakkan bagian bawah sternum kebawah lengan tangan.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Penanganan korban henti jantung dalam resusitasi kardiopulmonar dilakukan dengan tiga cara, yaitu airway, breathing, dan sirkulasi.
Korban dengan indikasi henti nafas dilakukan resusitasi kardiopulmonar dengan menggunakan cara Airway.Cara pertama berhasil dilakukan sehingga cara kedua dan ketiga tidak dilakukan kembali.
B. Pembahasan
Resusitasi jantung paru tidak dilakukan pada semua penderita yang mengalami gagal jantung atau pada orang yang sudah mengalami kerusakan pernapasan atau sirkulasi yang tidak ada lagi kemungkinan untuk hidup, melainkan yang mungkin untuk hidup lama tanpa meninggalkan kelainan di otak.
Keberhasilan resusitasi dimungkinkan oleh adanya waktu tertentu diantara mati klinis dan mati biologis.
a. Mati klinis
Tidak ditemukan adanya pernapasan dan denyut nadi, mati klinis dapat reversible. korban mempunyai kesempatan waktu selama 4-6 menit untuk dilakukan resusitasi, sehingga memberikan kesempatan kedua system tersebut berfungsi kembali.
b. Mati biologis
Terjadi kematian sel, dimana kematian sel dimulai terutama sel otak dan bersifat irreversible, biasa terjadi dalam waktu 8-10 menit dari henti jantung.
Mati klinis terjadi bila dua fungsi penting yaitu pernapasan dan sirkulasi mengalami kegagalan total. Jika keadaan tidak ditolong akan terjadi mati biologis yang irreversible. Resusitasi jantung paru yang dilakukan setelah penderita mengalami henti nafas dan jantung selama 3 menit, presenti kembali normal 75 % tanpa gejala sisa. Setelah 4 menit presenti menjadi 50 menit dan setelah 5 menit menjadi 25 %. Maka jelaslah waktu yang sedikit itu harus dapat dimanfaatkan dengan sebaik mungkin. Indikasi dilakukannya resusitasi kardiopulmonar yaitu
a. Henti nafas
Berhentinya pernafasan pada pasien/korban yang ditandai dengan tidak adanya gerakan dada dan aliran udara pernapasan dari korban. Pada saat awal terjadinya henti nafas oksigen masih beredar dalam darah untuk bebrapa menit dan jantung masih berdenyut sehingga darah masih disirkulasikan keseluruh tubuh termasuk organ vital lainnya terutam otak. Bila keadaan ini diberikan bantuan nafas akan sanagat bermanfaat dan dapat mencegah terjadinya henti jantung.
b. Henti jantung
la Pada keadaan henti jantung sirkulalsi berhenti, keadaan ini denagn cepat menyebabkan otak dan organ keku
rangan oksigen dan biasanya ditandai dengan tanda awal nafas yang tersengal-sengal atau air hanger.
Kontra indikasi dilakukannya dilakukannya resusitasi kardiopulmonr yaitu fraktur sternum, angina pectoris dan orang sehat.
a. Airway (jalan nafas)
Sumbatan jalan nafas oleh lidah yang menutupi dinding posterior faring adalah merupakan persoalan yang sering pada pasien yang tidak sadar lentdetrengan posisi terlentang. Rsesuisitasi tidak akan berhasil bila sumbatan tidak diatasi.
Tiga cara untuk menjaga agar jalan nafas tetap terbuka (membebaskan jalan nafas) yaitu
• Chin lift head lift : dengan cara menggunakan dua jari lalu mengangkat dagu (bagian dagu yang keras) keatas.disertai dengan menahan kepala mempertahankan posisi.
• Jaw truth (metode ekstensi kepala angkat dagu)
• Safar triple manoeuvre ( metode angkat dagu dorong mandibula)
Dimana metode angkat dagu dorong mandibula lebih efektif dalam membuka jalan nafas atas daripada angkat leher. Pendorong mandibula saja tanpa ekstensi kepala juga merupakan metode paling aman untuk memelihara jalan nafas atas tetap terbuka pada korban dengan patah tulang leher. Bila korban yang sadar bernafas spontan dan kuat dengan tidak ada sianosis, korban sebaiknya diletakkan dalam posisi benar untuk mencegah aspirasi. Disini teknik dorong mandibula tanpa ekstensi kepala merupakan cara yang paling aman untuk membuka jalan nafas, bila dengan ini belum berhasil dapat dilakukan sedikit ekstensi kepala.
Empat cara membersihkan jalan nafas, yaitu
• Cross finger : membuka mulut dengan cara menggunakan 2 jari yaitu ibu jari dan jari telunjuk tangan yang digunakan untuk chin lift, ibu jari mendorong rahang atas keatas, telunjuk menekan rahang bawah kebawah, mengeluarkan benda yang menyangkut ditenggorokan korban.
• Finger sweap : menggunakan dua jari yang sudah dibalut dengan kain untuk menyapu rongga mulut dari cairan-cairan.
• Heimlich manouvre : dengan cara memposisikan badan dibelakang badan korban, kemudian menarik tangan kearah belakng atas.
• Back bowl : dilakukan sebanyak lima kali yaitu dengan memukul menggunakan telapak tangan daerah diantara tulang scapula dipunggung.
Setelah dilakukannya tindakan-tindakan diatas sebaiknya dilakukan metode pengecekan , yaitu
• Look : lihat apakah ada gerakan dada (gerakan bernapasan)
• Listen : dengarkan apakah ada suara nafas normal, dan apakah ada suara nafas tambahan yang abnormal (bias timbul karena ada hambatan sebagian)
• Feel : rasakan dengan pipi pemeriksa apakah ada hawa napas dari korban.
b. Breathing (pernapasan)
Setelah nafas terbuka, penolong hendaknya segera menilai apakah korban dapat bernafas spontan atau tidak. Ini dapat dilakukan dengan mendengarkan gerak nafas pada korban, bila pernapasan spontan tidak timbul kembali diperlukan ventilasi buatan.
• Mouth to mouth
Untuk melakukan ventilasi multu kemulut penolong hendaknya memperthankan kepalan dan leher korban dalam salah satu sikap yang telah disebutkan diatas dan memencet hidung korban dengan satu tangan atau dua kali ventilasi dalam. Kemudian segera raba denyut nadi karotis atau femoralis.
• Mouth to nouse
• Mouth to trakea
c. Circulation (sirkulasi)
Dengan cara pijat jantung. Pijat jantung adalah usaha untuk memaksa jantung memompakan darah kesuluruh tubuh, pijat jantung dilakukan pada korbabn dengan nadi karotis yang tidak teraba. Pijat jantung biasanya dipasangkan dengan nafas buatan. Prosedur pijat jantung, yaitu
• Posisikan diri disamping pasien
• Posisikan tangan ditengah-tengah dada (di center of the chest)
• Posisikan tangan tegak lurus pada korban
• Tekanlah dada korban menggunakan tenaga yang diperoleh dari sendi panggul (hip joint)
• Tekanlah dada kira-kira sedalam 4-5 cm
• Setelah menekan, tarik sedikit tangan keatas agar posisi dada kembali normal
• Satu set pijat jankatung dilakukan sejumlah 30 kali tekananuda, untuk ,memudahkan menghitung.
Resusitasi kardiopulmonar harus dihentikan apabila,yaitu
• Arteri carotis teraba
• Penolong kelelahan
• Ambulance/orang yang ahli dating
• > 8-30 menit arteri tidak teraba (korban meninggal)











BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Resusitasi jantung adalah usaha yang dilakukan untuk mengmabilankan fungsi pernapasan dan atau sirkulasi pada henti nafas dan henti jantung, pada orang dimana fungsi tersebut gagal total oleh suatu sebab yang memungkinkan untuk hidup normal selanjutnya bila kedua fungsi tersebut bekerja kembali. Tindakan yang dilakukan yaitu membebaskna jalan nafas, membersihkan jalan nafas, breathing (pernafasan), sirkulasi. RKP dihentikan apabila arteri carotis teraba,penolong kelelahan, orang yang ahli dating, lebih dari dari 8-30 menit arteri carotis tidak teraba korban meninggal.
B. Saran
1. Alat-alat praktikum sebaiknya dilengkapi untuk peningkatan kualitas praktikum fisiologis selanjutnya.
2. Dalam pelaksanaan praktikum faal sebaiknya dilaksanakan lebih tertib dan tepat waktu, dimulai dari mahasiswanya maupun dosen pembimbingnya.
3. Materi-materi praktikum yang dibawakan sebaiknya dijelaskan lebih rinci lagi sehingga dalam penyusunan laporan praktikumnya tidak mendapatkan hambatan
DAFTAR PUSTAKA

Tuttle dan Schottelius. 2001. Textbook of Phsyologi. United State of
Amerika : The C.V. Mosby Company.
Selkurt, Edwald. E. 2000. Physiology. Boston : Little, Brown and
Company.
Syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi untuk mahasiswa keperawatan.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Resusitasi Jantung Paru (http://henykartika.wordpress.com)
Define CPR ? (http;//id.answers.yahoo.com)
Can Cardiac arrest be reserved ? (http://www.americanheart.org)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar