BAB I
PENDAHULUAN
Usia lanjut didefinisikan dengan usia diatas 65 tahun lebih menggambarkan usia seccara kronologik, sedangkan usia biologik atau fisiologiklebih menunjuk keadaan yang mendekati keadaan masing-masing individu. Respons terhadap obat pada usia lanjut sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain faktor-faktor farmakokinetik dan farmakodinamik.
Faktor-faktor farmakokinetik : absorpsi distribusi, bitrans-farmasi dan eskresi obat akan mempengaruhi beberapa jumlah obat yang dapat mencapai jaringan tempat kerja obat untuk bereaksi dengan reseptornya. Faktor-faktor farmakodinamik : sensitivitas reseptor dan mekanisme homeostatik akan mempengaruhi intensita efek farmakologinya dari obat tersebut. Faktor-faktor tersebut dengan meningkatnya usia akan cenderung mengalami perubahan dari kedua jenis. Faktor ini disesbabkan karena terjadinya perubahan kondisi fisologiksertaa terjadinya interaksi obat.
Disamping itu pada usia lanjut seringkali didapatkan lebih dari satu penyakit sekaligus, sehingga penggunaan jenis obatpun akan meningkat pula. Dalam keadaan demikian kemungkinana terjadinya interaksi obat dan bahkan efek samping obat sampai meningkat pula. Faktor lain yang perlu diperhatikan pada usia lanjut adalah ketertiban melaksanakan petunjuk pengobatan byang pada umumnya tertera pada label obat, terutama pada yang masih mampu melakukan sendiri. Nampaknya perawatan dirumah sakit lebih sesuai bagi para usia lanjut, walaupun demikian masih ada faktor lain lagi yang tidak boleh dilupakan yaitu faktor lingkungan yang sakit diciptakan terutama untuk penyembuhan psikilogik.
Demikian pula faktor diet yang seringkali sulit dilakukan pada perawatan rumah sakit. Banyaknya faktor yang mempengaruhi upaya penyembuhan pennyakit pada usia lanjut ini kemudian mendasari gagasan didirikannya rumah sakit khusus bagi para penderita usia lanjut.
Pelayanan obat dirumah sakit memang lebih mudah dilaksanakan, apotik tinggal menyiapkan obat yang diminta sedangkan pengawasan penggunaannya dilakukan sendiri. Hanya dalam hal tertentu dan bila diperlukan komunikasi dokter dan aotik selalu dapat dilakukan dengan mudah. Namun tidak demikian halnya dengan pelayanan obat bagi para usia lanjut diapotik luar rumah sakit. Pada umumnya resep bagi para usia lanjut dapat dibedakan dan resep-resep lainnya bagi orang dewasa. Sampai saat ini resep hanya dibedakan berdasarkan umur pada kelompok anak dan resep bagi orang dewasa.
Peningkatan jumlah Lansia menimbulkan permasalahan terutama bagi mereka yang miskin dan sakit-sakitan, seperti jantung, kencing manis, stroke dan ginjal, sehingga mengalami kesulitan membiayai pengobatan. Memberdayakan kaum Lansia agar mereka tetap sehat, tidak stres, mampu menyumbangkan pemikiran dan ikut membimbing anak cucu dalam satu keluarga.
Keberhasilan pembangunan kesehatan telah meningkatkan jumlah penduduk usia lanjut (lansia) 60 tahun ke atas meningkat dari 6,6 juta jiwa (1980) menjadi 11,5 juta jiwa (1990) dan 22,5 juta jiwa (2000)
BAB II
PEMBAHASAN
KESEHATAN LANSIA DAN PERMASALAHANNYA
A. PROSES PENUAAN
Masih yang belum diketahui tentang proses penuaan. Pakar biologi mengatakan orang makin tua makin mudah ketularan penyakit dan makin mendekati ajal. Itu defenisi biologis dari proses penuaan. Pada dasaarnya kita mengerti apa penyebab proses penuaan itu yaitu karena selama bertahun-tahun secara perlahaan badan kita mengalami kerusakan. Kerusakan itu disebabkan karena kita tiap hari mmenghadapi, sebutlah ‘stress’.
STRESS
Orang langsung ingat pada stres psikologis, tapi bukan itu saja, stres badani juga. Jika badan mengalami kerusakan maka badan mencoba memulihkandiri sendiri. Pada batas tertentu, badan bisa puulih sendiri, tapi tidak seratus persen dan tentu saja tidak dalam semua kasus. Jadi makin banyak insiden terjadi dalam kehidupan kita, maka makin kecil kemungkinan badan kita untuk pulih. Akibatnya kita menjadi rentan terhadap penyakit dan ajal. Itulah definisi dari proses penuaan. Tetapi apa yang menyebabkan kita tidak bisa sepenuhnya memulihkan kerusakan tadi, sebagian besar belum diketahui.
Ada dua hal pemikiran, pertama adalah menghindari bahaya dan berhemat-hemat dengan badan kita, peliharalah badan dengan baik. Makin sedikit badan kita mengalami kerusakan, maka makin awet pula badan kita. Merawat badan tidak jauh berbeda dengan merawat mobil. Tapi untuk mengetahui apa yang harus kita lakukan agar bbadan kita tetap awet, maka masalahnya menjadi agak sulit.
Usia lanjut didefinisikan dengan usia siatas 65 tahun lebih menggambarkan usia secaraa kronologik, sedangkan usia biologik atau fisiologik lebih menunjukkan keadaan yang mendekati keaadaan masing-masing individu. Pada usia lanjut seringkali didapatkan lebih dari satu penyakit sekaligus, diantaranya adalah sebagai berikut :
B. DEMENSIA (DEMENTIA)
Lanjut usia (lansia) tidak identik dengan pikun dan perlu diketahui bahwa pikun bukanlah hal yang normal pada proses penuan. Lansia dapat hidup normal tanpa mengalami gangguan memori dan perubahan tingkah laku seperti yang dialami oleh lansia dengan demensia (dementia). Sebagian besar orang mengira bahwa demensia adalah penyakit yang hanya diderita oleh para lansia , kenyataannya demensia dapat diderita oleh semua tingkat usia dan jenis kelamin.
Demensia dapat diartikan sebagai gangguan kognitif dan memori yang dapat mempengaruhi aktivitas sehari-hari. Penderita demensia seringkali meunjukkan beberapa gangguan dan perubahan pada tingkah laku harian (behavioral symptom) yangg mengganggu (disruptive) ataupun tidak mengganggu (non-distruptive). Demensia bukanlah penyakit biasa, melainkan kumpilan gejala yang disebabkan beberapa penyakit atau kondisi tertentu sehingga terjadi perubahan kepribadian dan tingkah laku.
Disebutkan dalam sebuah literatur bahwa penyakit yang dapat menyebabkan timbulnya gejala demensia ada sejumlah 75. Beberapa penyakit dapat disembuhkan sementara sebagian besar tidak dapat disembuhkan.
Sebagian besar paraa penilit dalam risetnya sepakat bahwa penyebab utama dari gejala demensia adalah penyakit Alzheimer, penyakit vascular (pembuluh darah), demensia lewy body, demensia frontotemporal dan sepuluh persendiantaranya disebabkan oleh penyakit lain. 50-60 % peneyebab demensia adalah penyakit Alzheimer. Alzheimer adalah kondisi dimana sel saraf pada otak mati sehingga membuat signal dari otak tidak dapat ditransmisikan sebagaimana mestinya. Penderita Alzheimer mengalami gangguan memori, kemampuan membuat keputusan dan juga penurunan proses berpikir.
GEJALA DEMENSIA
Hal yang menarik dari gejala penderita demensia adalah adanya perubahan kepribadiaan dan tingkah laku sehingga mempengaruhi akttivitas sehari-hari. Penderita yang dimaksud disini adalah lansiadengan usia 65 tahun keatas. Lansia penderita demensia tidak memperlihatkan geja;a yang menonjol pada tahap awal, mereka sebagaiman lansia pada umumnya mengalami proses penuaan dan degeneratif. Kejanggalan awal dirasakan olleh penderita itu seendiri,mereka sulit untuk mengingat seesuatu. Merekaa seringkali menuttup-nutupi hal tersebut dan meyakinkan diri sendiri bahwa itu adalah hal yang biasa pada usia mereka. Kejanggalan berikutnya dirasakan oleh orang-orang terdekat yang tinggal bersama, mereka merasa khawatir terhadap penurunan daya ingat yang semakin menjadi, namun sekali lagi keluarga merasa bahwa mungkin lansia kelelahan dan perlu istirahat.
Gejala demensia berikutnya yang muncul biasanya berupa depresi pada lansia, mereka menjaga jarak dengan lingkungan dan sensitif. Kondisi seperti ini dapat saja diikuti oleh munculnyaa penyakit lain dan biasaanya akan memperparah kondisi lansia.
Pada tahap lanjut demensia memunculkan perubahan tingkah laku yangg semakin mengkhhawatirkan, karena perlu sekali bagi keluarga memahami dengan baik perubahan tingkah laku yangg dialami oleh lansia penderita demensia.
KESIMPULAN
Demensia adalah kumpulan gejala yang ditandai dengan penurunan kognitif, perubahan mood dan tingkah laku sehingga mempengaruhhi aktivitas sehari-hari penderitanya. Kondisi penderita secara perlahan mengalami kemunduran yang tidak dapat dihindarkan. Memahami kondisi penderita dan merawat dengan sabar adalah peran penting keluarga yang salah satu anggotanya menderrita demensia.
C. PENGEROPOSAN TULANG (OSTEOPOROSIS)
Bagian dari proses penuaan alami adalah tulang-tulang menjadi lebih lemah dan berkurang kepadatannya. Tulang-tulang menghidupi jaringan yang menyediakan struktur penyangga untuk otot, melindungi organ-organ vital, dan sebagai penyimpan banyak kalsium yang dibutuhkan. Diet, latihan, gaya hidup mempengaruhi secara menyeluruh mempengaruhi pertumbuhan tulang dan kemampuan tulang untuk menjadi sembuh. Membangun dan menyimpan tulang secara efesien sampai usia 30 tahun, kemudian setelah itu tulang mulai terjadi kerusakan lebih cepat dari pada terbentuknya tulang baru.oleh karena itu, makin tua usia semakin mudah mengalami osteoporosis. Kalsium adalah nutrisi mineral yang penting untuk pembentukkan tulang, dan juda membantu kontraksi otot, penggumapalan darah dan fungsional sarah.paling banyak suplai kalsium tersimpan pada tulang ; bagaimanapun, jika tulang tidak mendapatkan kalsium yang cukup, akan mengambil suplai dari tulang. Kalsium sendiri tidak dapat mencegah atau menyembuhkan osteoporosis, tetapi riwayat pemasukan kalsium yang rendah dapat menempatkan seseorang pada resiko yang tinggi untuk osteoporosis.
Masa tulang secar langsung dipengaruhi oleh adanya penurunnan hormone wanita yaitu estrogen. Pada wanita, masa tulang yang hilang lebih cepat setelah menopause ketika ovarium (kandung telur) berhenti memproduksi estrogen. Defisiensi estrogen dapat terjadi setelah menopause yang alami atau setelah operasi pengambilan kedua ovarium. Ketidakseimbangan estrogen dapat ditemukan pada wanita yang mengalami gangguan makan dan pada wanita yang tidak mempunyai siklus menstruasi secara normal.
Seringkali, terapi penambahan estrogen dianjurkan untuk mencegah atau mengurangi kehilangan masa tulang. Laki-laki juga sama-sama mengalami kehilangan masa tulang jika hormone laki-laki yaitu testoteron menjadi berkurang.
Penyebab utama osteoporosis adalah kekurangan penimbunan kepadatan tulang sebelum usia 30 tahun.oleh karena itu, kekurangan tulang bisa terjadi ketika tulang mulai mengalami kerusakan lebih cepat dari pada terbentuknya tulang baru. Untuk usia muda khususnya wanita, pembangunan masa tulang menjadi faktor kritis dalam melindungi diri sendiri melawan osteoporosis.
APAKAH ANDA BERESIKO OSTEOPOROSIS ?
1. Wanita biasanya mengalami kekurangan jaringan tulang dan kehilangan masa tulang lebih cepat dari pada laki-laki, menempatkan mereka pada resiko yang lebih tinggi untuk terjadinya osteoporosis.
2. Badan kurus atau mempunyai badan yang kecil cenderung untuk lebih mempunyai tulang yang mudah patah.
3. Orang Eropa atau orang Asia lebih berisiko tinggi, walaupun orang Afrika dan Amerika dab Hispanik Amerika juga mempunyai resiko.
4. Pada usia 50 tahun atau lebih tulang menjadi lebih lemah dan kekurangan kepadatan pada usia tersebut.
5. Mempunyai riwayat keluarga yang osteoporosis, dan mudah mengalami patah tulang, hal ini mungkin akan menurun pada salah satu anggota kelurganya. Seringkali wanita muda yang ibunya yang mengalami patah tulang belakang juga mengalami penurunan masa tulang.
6. jika tubuh tidak lagi memproduksi estrogen. Pasca monopause, jika berhenti menstruasikarena beberapa kondisi seperti anorexia atau bulimia (gangguan makan) atau karena berlebihan melakukan latihan fisik, atau jika mengalami ketiadaan yang abnormal pada siklus menstruasi, berada pada resiko yang lebih tinggi untuk osteoporosis.
7. diet yang rendah kalsium juga merupakan salah satu untuk osteoporosis
8. jika menggunakan obat-obatan khusus seperti kortikosteroid dan antikonvulsan ; obat-obatan untuk menangani gangguan seperti rematoid arrthritis, gangguan endokrin, gangguan seizure dan penyakit pencernaan. Bisa mengalami efek samping yang dapat merusak tulang danmenyebkan osteoporosis.
9. laki-laki dengan tingkat testoteron rendah bisa menyebabkan osteoporosis.
10. jika sesorang perokok, alkoholik,atau sedikit atau bahkan tidak melakukan latihan penumpuan berat badan, akan meningkatkan perubahan untuk terjadinya osteoporosis.
BISAKAH OSTEOPOROSIS DICEGAH ?
Membangun tulang yang kuat selama masa anak-anak dan masa pertumbuhan menjadi yang terbaik untuk melawan perkembangan osteoporosis dikemudian hari. Bagaimanapun, seusia remaja dapat bertindak sekarang untuk mencegah atau memperlambat terjadinya osteoporosis. Satu tindakan saja tidak cukup untuk mencegah atau memperlambat osteoporosis.
Kemudian yang terpenting adalah harus mengatur pola makan yang seimbang yangkaya akan kalsiumdan vitamin D. Harus secara rutin ikut dalam program latihanpenumpuan berat badan, dan hidup dengan gaya hidup yang sehat yang termasuk juga tidak merokok atau alkoholik. Jika menjadi berisiko untuk osteoporosis, harus melakukan tes kepadatan tulang dan mengambil anjuran pengobatan yang perlu. Secara bersama-sama, praktek-praktek ini tidak hanya akan membantu untuk mencegah osteoporosis, akan membantu untuk hidup lebih bahagia dan pada kehidupan lebih sehat.
D. PENGAPURAN SENDI (osteoarthritis)
Yaitu pengapuran pada sendi yang disebabkan karena proses penuaan yang menyebabkan kerusakan rawan sendi. Sendi yang terkena adalah sendi yang biasanya sering digerakkan dan sering mendapatkan beban seperti pergelangan tangan, siku, pinggang, lutut dan engkel pada tumit. OA terjadi akibat berkurangnya cairan pelumas (synovial) pada sendi, peningkatan enzim penghancur struktur rawan sendi, penurunan pembentukkan proteoglikan (zat pelindung sendi), mulai pecahnya rawan sendi yang membunggkus ujung tulang, terjadinya osteofit (pengapuran sendi).
Gejala-gejala yang sering terjadiadalah kaku dan nyeri sendi dibeberapa sendi yang terkena terutama pada pagi hari ketika baru bangun dari tidur, hambatan gerak sendi secara perlahan membesar, permukaan terkadang lebih hangat dari sekitarnya, kadang disertai kemerahan dan berubah bentuk (deformitas), serta gemeretak (krepitasi) pada sendi yang sakit. Penyebabnya terbagi menjadi faktor resikoyang dapat dimodifikasi dengan yang tidak dapat dimodifikasi. Faktor yang tidak dapat dimodifikasi diantaranya usia, ras kulit hitam lebih besar resikonya dibanding ras lainnya, genetik, gender wanita, penyakit metabolik seperti diabetes, kelainan bawaan seperti tulang kaki bentuk O/A. Sedangkan faktor resiko yang dapat dimodifikasi diantaranya trauma/cidera,benturan berulang,gemuk,rokok,hormon dan kelemahan otot. Berbagai usaha pencegahan dapat dilakukan sendiri terutama dengan gaya hidup sehat dan memperhatikan beberapa hal, sebagi berikut :
1. usia, genetik, gender tidak dapat diubah
2. hindari cidera, benturan berulang, gemuk dikurangi,menhentikan rokok
3. mengkonsumsi vitamin C, E, Beta karoten dan terapi sulih hormon bagi yang sudah monopause
4. hindari berjalan lebih dari 2 mil/hari, berlari, berdiri terlalu lama dan mengangkat bebab > 25 kg yang dilakukan rutin
CARA PENGOBATAN
1. Obat penghilang rasa nyeri golongan OAINS,ampuh menghilangkan nyeri dan mengurangi peradangan yang terjadi, tetapi iritasi pada lambung
2. obat untuk memperbaiki rawan sendi : golongan glukosamin sulfat dan kondroitin sulfat
3. obat untuk memberi pelumas sendiri kelutut seperti suntikan hialuronat keruang sendi
4. obat untuk mengatasi untuk mengatasi sendi bengkak berisi : cairan glukokontikoiake dalam sendi
5. fisioterapi
6. bila sudah parah dan menimbulkan komplikasi maka terp[pai yang terbaik adalah pembedahan.
E. RADANG SENDI REUMATIK (REUMATOID ARTHRITIS)
Yaitu suatu penyakit peradangan sistematik dan kronis yang pengobatannya tidak diketahui dan bermanifestasi pada lapisan dalam sendi (membran sinovial persendian). Penyakit ini mempunyai spektrum yang luas dan sangat bervariasi, begitu pula manifestasi pada beratnya sendi yang terkena dan juga manifestasi diluar persendian, Walaupun jarang tetapi juga sangat bervariasi. Bahwa Reumatoid Arthritis (RA) merupakan penyakit autoimin yang etiologinya belum diketahui dan ditandai dengan sinovisif erofis (peradangan erosif lapisan dalam sendi) dan terjadinya simetris antara bagian tubuh kanan dengan kiri. RA ini merupakan penyakit yang berkaitan dengan respon imun seseorang dengan dipengaruhi oleh faktor genetik. Yang terjadi adalah peradangan kronis sinovial yang progresif sehingga menyebabkan kerusakan arsitektur persendian. Selain faktor genetik yang sebenarnya dapat dicegah atau dikendalikan. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah usia, kemungkinan infeksi bakterial atau virus dan gaya hidup (termasuk rokok dan alkohol). Gejala dan tanda yang dapt ditemui pada sebagian penderita adalah sebagai berikut :
1. kaku pada pagi hari (sekurang-kurangnya satu jam)
2. Arthritis (peradangan pada sendi) pada tiga daerah persendian atau lebih yang merupakan pembengkakan jaringan lunak, persendian atau penumpukan ccairan dan pastikan bukan pertumbuhan tulang
3. Arthritis pada persendian tulang
4. Arthrittis simetris (lokasi yang sama pada tubuh kanan dan kiri)
5. Nodul Reumatoid (benjolan kecil dibawah kulit)
6. faktor Reumatoid serum positif (pemekriksaan laboratorium spesifik untuk penyakit Reumatik)
7. perubahan gambaran rontgen (erosi/dekalsifikasi tulang pada sendi yang berdekatan
Pencegahan dan pengobatan dari RA agak sulit karena penyakit ini berkaitan dengan kekebalan tubuh dan genetik serta penyebabnya belum sepenuhnya diketahui. Tetapi yang utama adalah bagaimana meengenali, mengendalikan dan mengurangi progresivitasnya termasuk mencegaah komplikasi yang terjadi. Saat ini masih berjalan penngembangaan obat-obat dengan target yang spesifik terhadap proses dan mediator yang terlibat dalam perjalanan pennyakit RA.
Perkembangan ilmu pengetahuan tentang faktor genetik akan mempengaruhi perkembangan pengobatan. Pengobatan yang dilakukan pertama-tama untuk menghilangkan rasa nyeri peradangan dan pembengkakan serta kelemahan pada sendi dan otot yang terjadi. Selanjutnya dilakukan usaha untuk meningkatkan fungsi persendian dan mencegah kekambuhannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar