Sabtu, 19 Juni 2010

laporan pratikum fisiologi ergograf

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Setiap orang mempunyai kemampuan otot yang berbeda-beda. Seseorang terkadang tidak mengetahui penyebab nyeri pada otot yang ia rasakan. Kontraksi yang berlebihan akan membuat otot lelah dan nyeri.
Otot yang nyeri akan membuat kerja seseorang terhambat. Ini akan mengganggu orang tersebut dalam menghasilkan sesuatu yang optimal. Dalam hal ini, kerja yang menggunakan fungsi otot misalnya, mengangkat beban terus menerus, olah raga, dll.
Olah karena itu, dengan percobaan ini, kita akan mengetahui dan mempelajari bagaimana pengaruh otot pada saat melakukan tarikan dengan kelelahan sempurna dan apa pengaruh pemijatan dan istirahat.
B. TUJUAN
Melihat pengaruh beberapa faktor terhadap kerja (kontraksi) dan kelelahan otot

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Jenis dan macam gangguan pada otot manusia
Pada otot manusia terdapat beberapa masalah atau gangguan kesehatan pada otot yang terdapat pada tubuh yaitu:
1. Kelelahan Otot
Keleahan otot adalah suatu keadaan dimana otot tidak mampu lagi melakukan kontraksi sehingga mengakibatkan terjadinya kram otot atau kejang-kejang otot.
Teori kimia menjelaskan bahwa terjadinya kelelahan adalah akibat berkurangnya cadangan energy dan meningkatnya sisa metabolisme sebagai penyebab hilangnya efesiensi otot. Suma’mur menyatakan bahwa produktivitas mulai menurun setelah empat jam bekerja terus menerus (apapun jenis pekerjaannya) yang disebabkan oleh menurunnya kadar gula di dalam tubuh. Itulah sebabnya istirahat sangat diperlukan minimal setengah jam setelah empat jam bekerja terus menerus agar pekerja memperolah kesempatan untuk makan dan menambah energy yang diperlukan tubuh untuk bekerja. Teori syaraf pusat menjelaskan bahwa perubahan kimia hanya merupakan penunjang proses. Perubahan kimia yang terjadinya menyebabkan dihantarkannya rangasangan syaraf melalui syaraf sensoris keotak yang disadari melalui kelelahan otot. Rangsangan naferen ini menghambat pusat-pusat ototk dalam mengendalikan gerakan sehingga frekuensi potensial kegiatan pada sel syaraf menjadi berkurang dan menyebabkan menurunnya kekuatan dan kecepatan kontraksi serta gerakan atas perintah menjadi lambat. Sehingga semakin lambat gerakan seseorang menunjukkan semakin lelah kondisi seseorang. (http://nonameface.wordpress.com)
2. Astrofi Otot
Astrofi otot adalah penurunan fungsi otot akibat dari otot yang menjadi kecil dan kehilangan fungsi kontraksi. Biasanya disebabkan oleh penyakit poliomielitis.
3. Distrofi Otot
Distrofi otot adalah suatu kelainan otot yang biasanya terjadi pada anak-anak karena adanya penyakit kronis atau cacat bawaan sejak lahir.
4. Kaku leher/ leher kaku/ Stiff.
Kaku leher adalah suatu kelainan yang terjadi karena otot yang radang/ peradangan otot terpesius leher karenasalah gerakan atau adanya hentakan pada leher serta menyebabkan rasa nyeri dan kaku pada leher seseorang.
5. Hipotrofit Otot
Hipotrofit otot adalah suatu jenis kelainan pada otot yang menyebabkan ototmenjadi lebih besar dan tampak kuat disebabkan karena aktivitas otot yang berlebihan yang umumnya karena kerja dan olahraga berlebih.
6. Hernis Abdominal
Hernis abdominal adalah kelainan pada dinding otot perut yang mengakibatkan penyakit hernia atau turun berok, yaitu penurunan usus yang masuk ke dalam rongga perut.
Otot Rangka
Otot yang kira-kira 45% dari berat badan tubuh pria remaja dan kira-kira 25% dari berat badan tubuh wanita remaja, menempel pada rangka, dari kontraksi otot, disebabkan oleh pergerakan otot rangka.
Otot rangka adalah otot lurik, volunter dan melekat pada rangka. Dengan cirri-ciri serabut otot sangat panjang, sampai 30 cm, berbentuk silindris dengan tebal berkisar antara 10 mikron sampai 100 mikron, setiap serabut memiliki banyak inti yang tersusun dibagian perifer, dan konstraksinya cepat dan kuat. (Ethel Sloane:2004)
Kontraksi Otot
jenis kontraksi. melibatkan[lah pemendekan [menyangkut] contractile unsur-unsur, tetapi sebab otot mempunyai unsur-unsur merekat dan elastis secara urut dengan contractile mekanisme adalah mungkin untuk singkatan untuk terjadi tanpa suatu dapat dinilai penurunan panjang keseluruhan otot. Adalah suatu singkatan disebut isometrik (" measure"or sama lenght). singkatan againts suatu beban tetap, dengan perkiraan [menyangkut] akhir dari otot isotonik (" tegangan sama"). (w.f.ganong : 2000)
Kontraksi otot terjadi ketika serat otot membangkitkan tekanan aksi aktin dan miosin lingkaran cross-bridge. Ketika tekanan bawah, otot bisa menjadi panjang, menjadi pendek atau bahkan sama. Lebih dulu, waktu kontraksi berkurang secara tidak langsung, ketika digunakan sebagai waktu untuk menunjukkan kontraksi sistem otot yang mengganti generasi tekanan oleh serat otot dengan bantuan neuron penggerak.
Lingkaran Jembatan Penyeberangan (Cross-Bridge)
A + M + ATP A + M + ADP + Pi + E ( Persamaan I)
Bagaimanapun, kita mengetahui bahwa kematian otot, bagian kekuatan masuk untuk menarik aktin dan miosin untuk bentuk hubungan yang sangat kaku.
A + M A.M “Rigor” kompleks ( Persamaan II)
Percobaan telah membuktikan bahwa molekul miosin bisa menghidrolisasi ATP menjadi ADP dan Pi.
M + ATP M + ADP + Pi ( Persamaan III)
Ilmuwan sependapat bahwa ATP menjalankan paling tidak 2 fungsi pada sistem otot rangka. Pertama, ATP melepaskan aktin dari miosin, dan kedua, ATP dihidrolisasi oleh molekul miosin untuk memproduksi enerfi wajib untuk kontraksi otot.
ATP-ADP mempunyai everthing untuk mengatur stroge dan penggunaan energi di (dalam) makhluk hidup. energi menggambarkan sebagai kemampuan ke bekerja. ada dua jenis energi:
• tenaga potensial adalah stroted yang sekarang ini tidak digunakan, tetapi [itu] ada tersedia dan dapat dilepaskan pada suatu titik kemudiannya. ikatan kimia berisi tenaga potensial sebab ketika mereka [rusak/merekah] energi mereka menyimpan di antara mereka dilepaskan.
• tenaga gerak. adalah juga disebut energi bebas. ini adalah energi yang sedang digunakan sekarang dan [itu] sedang lakukan bekerja. sintese adalah suatu jenis pekerjaan yang dilaksanakan di dalam sel dan di (dalam) proses ini [itu] menciptakan molekul atau organelles.
ATP, juga mengenal sebagai ATP, containts menyimpan energi. molekul ATP [yang] tunggal berisi sepuluh atom karbon, enambelas hidrogen, lima zat lemas, tigabelas oksigen dan 3 atom phosporus. shortand rumusan adalah CHNOP. mencatat[lah di (dalam) diagram yang tiga adalah tiga phospate kelompok berkait dengan suatu penimbunan [yang] kita [panggil/hubungi] adenosine. lasttwo mengikat pada [atas] phospate kelompok berisi energi terutama tinggi dan oleh karena itu adalah seluruh umum untuk membuat pekerjaan di dalam sel hidup. (http://www.indepthinfo.com)
Efek dari kerja dan latihan otot
Tidak ada faktor yang hampir mempengaruhi semua organ tubuh lebih dalam dan lebih sering dari pada kerja otot. Ini dipengaruhi oleh jantung, pernapasan, keringat, nafsu makan, dan produksi panas adalah zat atau bahan observasi umum. Saat ini kita memfokuskan perhatian pada perubahan sistem neuromuskular itu sendiri. Efek dari latihan tergantung apda intensitas dan durasi atau sifat segera (akut) atau sifat lama (kronik). Efek kronik yang paling diakui adalah peningkatan bentuk dan kekuatan otot dan efisiensi dan daya tahan hasil kerja.
Dalam keadaan iskemi, jaringan yang terkena akan mengalami beberapa fase kerusakan yaitu fase kerusakan sementara (reversible), fase transisi dan fase kerusakan permanen (irreversible). Perubahan selama fase transisi dari kerusakan sementara sampai tercetusnya kerusakan permanen belum diketahui.Saat ini banyak orang menduga bahwa kerusakan membrane plasma merupakan penyebab utama terjadinya kerusakan permanen dalam iskemi ini.
Menurut sejumlah peneliti, kelainan biokimia dan struktur membran plasma sel yang mengalami iskemi dapat terjadi akibat: degradasi fosfolipid, akumulasi substansi yang bersifat deterjen seperti lisofosfolipid, asam lemak, ester fatty acyl-CoA dan acylcamitine, meningkatnya aktivitas enzim lisosom atau berkumpulnya radikal bebas.
Hubungan Antara Kecepatan Kontraksi dan Beban
Sebuah otot akan berkontraksi sangat cepat bila ia berkontraksi tanpa melawan beban-mencapai keadaan kontraksi penuh kira-kira dalam 0,1 detik untuk otot rata-rata. Bila diberi beban, kecepatan kontraksi akan menurun secara progresif seiring dengan penambahan beban. Bila beban meningkat sampai sama dengan kekuatan maksimum yang dapat dilakukan oleh otot tersebut, kecepatan kontraksi menjadi nol dan tidak terjadi kontraksi sama sekali, walaupun terjadi aktivitas serat otot.
Penurunan kecepatan dengan beban ini disebabkan oleh kenyataan bahwa pada otot yang berkontraksi adalah kekuatan berlawanan arah yang melawan kontraksi akibat kontraksi otot. Oleh karena itu, kekuatan netto yang tersedia untuk menimbulkan kecepatan pemendekan akan berkurang secara sesuai.
Pembentukan energi pada kontraksi otot
energi untuk berkontraksi. bergeraknya serabut tindakan [adalah] myosin serabut memerlukan energi. [yang] sungguh sial, di sini lagi, rata-rata dengan mana energi disampaikan kepada myosin dan actin-tropomyosin filamnets menjadikan singkatan hampir dengan sepenuhnya yang tak dikenal. adalah mungkin [bahwa/yang] energyis preliminarily yang disimpan di (dalam) kawat pijar dan pengaktifan itu [menyangkut] otot [yang] sederhananya melepaskan energi sepanjang contractile memproses. bagaimana pernah, banyak ahli fisiologi percaya bahwa anactive proses kimia terjadi selama singkatan dengan mana energi dengan segera mentransfer ke myosin dan actin-tropomyosin kawat pijar.(Guyton : 2001)
Bila suatu otot dikontraksi melawan suatu beban, dikatakan otot ini melakukan kerja. Hal ini berarti bahwa ada energi yang dipindahkan dari otot ke beban eksternal, sebagai contoh, untuk mengangkat suatu objek ke tempat yang lebih tinggi atau untuk mengimbangi tahanan pada waktu melakukan gerak. Dalam perhitungan matematis, kerja ini didefinisikan oleh persamaan berikut :
W = L x D
Dimana W adalah hasil kerja, L adalah beban dan D adalah jarak gerakan terhadap beban. Energi yang dibutuhkan untuk melakukan kerja berasal dari reaksi kimia dalam sel otot selama kontraksi, yang akan kita bicarakan dalam bagian berikut
Kita telah melihat bahwa kontraksi otot bergantung pada energi yang disediakan oleh ATP. Sebagian besar energi ini dibutuhkan untuk menjalankan mekanisme berjalan-jalan dimana jembatan penyeberangan menarik filamen-filamen aktin, tetapi sejumlah kecil energi dibutuhkan untuk
1. Memompa Kalsium dari sarkoplasma ke dalam retikulum sarkoplasmatik setelah kontraksi berakhir.
2. Memompa ion-ion natrium dan kalium melalui membran serat otot untuk mempertahankan lingkungan ionik yang cocok untuk pembentukan potensial aksi. Konsentrasi ATP yang terdapat di dalam serat-serat otot kira-kira 4 milimolar, cukup untuk mempertahankan kontraksi penuh hanya selama 1 – 2 detik pada kebanyakan otot. Setelah ATP dipecah menjadi ADP, ADP mengalami refesforilasi untuk membentuk ATP baru dalam sekejap mata. Terdapat beberapa sumber energi untuk proses refosforilasi ini.
Sumber energi pertama yang digunakan untuk menyusun kembali ATP adalah substansi kreatin fosfat yang membawa ikatan fosfat berenergi tinggi yang serupa dengan ATP. Ikatan fosfat berenergi tinggi dari kreatin fosfat memiliki jumlah energi bebas yang sedikit lebih tinggi dari pada yang dimiliki oleh ikatan ATP, kreatin fosfat segera dipecahkan dan pelepasan energi menyebabkan terikatnya sebuah ion fosfat baru pada ADP untuk menyusun kembali ATP. Namun, jumlah total kreatin fosfat juga sangat kecil hanya sekitar lima kali lebih besar dari pada ATP. Karena itu,kombinasi energi dari ATP cadangan dan kreatin fosfat di dalam otot masih dapat menimbulkan kontraksi otot maksimal hanya untuk 5 – 8 detik.
Sumber energi yang penting berikutnya, yang digunakan untuk menyusun kembali kreatin fosfat dan ATP, adalah glikogen yang sebelumnya telah disimpan dalam sel otot. Pemecahan glikogen secara enzimatik menjadi asam piruvat dan asam laktat yang berlangsung dengan cepat akan membebaskan energi yang digunakan untuk megubah ADP menjadi ATP, kemudian dapat digunakan secara langsung untuk memberi energi bagi kontraksi otot atau untuk membentuk kembali penyimpanan kreatin fosfat. Makna penting dari mekanisme “glikolisis” ini ada dua. Pertama, reaksi glikolisiss ini dapat terjadi bahkan bila tidak ada oksigen, sehungga kontraksi otot dapat tetap dipertahankan untuk waktu yang singkat bila oksigen tidak tersedia. Kedua, kecepatan pembentukan ATP oleh proses glikolisis kira-kira dua setengah kali kecepatan pembentukan ATP bila bahan makanan seluler beraksi dengan oksigen. Sayangnya, begitu banyak produk akhir dari glikolisis akan berkumpul alam sel otot sehingga glikolisis itu sendiri hanya mampu memperthanakan kontraksi otot maksimum selama sekitar satu menit.
Sumber energi yang terakhir adalah metabolisme oksidatif. Hal ini berarti mengkombinasikan oksigen dengan berbagai bahan makanan seluler untuk membebaskan ATP. Lebih dari 95% energi yang digunakan oleh otot untuk kontraksi jangka panjang yang dipertahankan berasal dari sumber ini. Bahan makanan yang dikonsumsi adalah karbohidrat, lemak, dan protein. Untuk aktivitas otot yang maksimal berlangsung sangat lama lebih dari beberapa jam sejauh ini proporsi energi yang terbesar datang dari lemak, tetapi untuk periode kontraksi selama 2 – 4 jam, separuh dari energinya dapat datang dari glikogen yang disimpan sebelum glikogen dihabiskan.
calcium-calmodulin-myosin [menyalakan/ menerangi] rantai kinase yang kompleks phosphorylates myosin, [yang] specificcally pada [atas] 20 kilodalton ( kDa) myosin [menyalakan/ menerangi] rantai pada [atas] amino residu-serine asam 19 ke initiante contarction dan mengaktipkan myosin ATPASE. phosphorylation caldesmon dan calponin oleh berbagai kinases dicurigai untuk secara nilai suatu peran di (dalam) singkatan otot lembut.(http://209.85.175.132/search?q=cache:DeHf4cUBrq4J:en .wikipedia)
Efesiensi kontraksi otot. Efesiensi sebuah mesin atau motor dihitung sebagai persentasi masuknya energi yang diubah menjadi kerja, bukan menjadi panas. Persentase energi yang masuk ke otot (energi kimia dalam bahan gizi) yang dapat diubah menjadi kerja, bahkan dalam kondisi yang terbaik, adalah kurang dari 25%, sisanya menjadi panas. Penyebab dari efisiensi yang rendah ini karena kira-kira separuh energi di dalam bahan makanan akan hilang selama pembentukan ATP dan kemudian hanya 40% - 45% energi dalam ATP itu sendiri yang digunakan dapat di ubah menjadi kerja.
















BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
A. ALAT
Adapun alat-alat yang dibutuhkan :
1. Ergograf
2. Metronom
3. Sphygmomanometer
4. Kimograf
B. CARA KERJA
Orang coba duduk dan lengan bawah kanan diletakkan di atas meja. Peganglah Ergograf seperti orang memegang pistol yaitu memegang pegangan Ergograf dengan jari telunjuk pada pelatuknya. Tariklah pelatuk Ergograf sekuat-kuatnya dengan hanya menggerakkan jari telunjuk. Jari-jari lainnya harus tetap bergerak. Pusatkan perhatian pada kerja tersebut tanpa melihat pada hasil pencatatan.
Protokol
a. Kerja Dengan Frekwensi Rendah
Lakukanlah kerja dengan menarik pelatuk setiap empat detik menurut irama metronom sambil menjalankan kimograf. Catatlah kontraksi sampai satu kali putaran tromol dan perhatikan kurve kerja yang terbentuk.
b. Kerja Dengan Frekwensi Tinggi
Lakukanlah tarikan setiap satu detik sesuai dengan metronom. Kerja dihentikan setelah terjadi kelelahan sempurna.

Catatan : Aturlah beban Ergograf sesuai dengan kekuatan orang coba dengan mengatur pegasnya, agar diperoleh pembebanan yang cukup untuk menimbulkan kelelahan.
c. Pengaruh Hambatan Aliran Darah (Iskemia)
Pasanglah manset sphygmomanometer pada lengan atas dari lengan yang melakukan kerja. Lakukanlah tarikan setiap empat detik sebanyak dua belas tarikan. Pada tarikan ketiga belas, pompalah manset sampai denyut arteri radialis tidak teraba lagi. Orang coba terus melakukan tarikan sampai terjadi kelelahan sempurna. Kemudian turunkanlah tekanan manset sehingga aliran darah kembali terbuka. Kekuatan tarikan akan kembali dan berangsur-angsur meningkat sampai mencapai kekuatan semula. Berilah tanda ada ergogram (tromol pencatat) pada saat arteri radialisasi tertutup rapat, pada saat arteri radialis teraba kembali.
d. Pengaruh Istirahat dan Pemijatan (Massage)
Lakukanlah tarikan setiap satu detik sesuai dengan irama metronom sampai terjadi kelelahan sempurna. Kemudian orag coba beristirahat selama 3 menit. Selama istirahat lengan diletakkan di atas meja. Kemudian lakukan kembali tarikan-tarikan sampai terjadi kelelahan sempurna. Orang coba kembali beristirahat selama 3 mnit dn salah satu anggota regu memijat lengan orang coba kearah sentral (jantung) selama waktu istirahat tersebut. Lakukan kembali tarikan-tarikan untuk ketiga kalinya sampai terjadi kelelahan sempurna. Perhatikan pengaruh pemijatan pada waktu istirahat terhadap hasil kerja orang coba.
e. Nyeri Akibat Iskemia
Lakukanlah kerja seperti butir C. tetapi disini kerja dilakukan setelah arteri radialis tidak teraba lagi dan frekwnsi kerja adalah satu tarikan setiap satu detik. Lakukanlah kerja sampai timbul kelelahan sempurna atau rasa nyeri pada lengan tersebut, kemudian turunkanlah tekanan dalam manset. Perhatikanlah suhu dan warna lengan bawah sebelum dan sesudah penekanan pada arteri brachialis.



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
Orang coba
1. Hamza
2. Muh. Farid
3. Andi saiful
4. sulfandhi
• Kerja dengan frekuensi rendah.
1. 35 11. 34 21. 28 31. 23
2. 35 12. 33 22. 28
3. 34 13. 33 23. 27
4. 35 14. 30 24. 27
5. 35 15. 30 25. 26
6. 35 16. 29 26. 23
7. 35 17. 30 27. 23
8. 34 18. 29 28. 23
9. 33 19. 28 29. 23
10. 30 20. 28 30. 23
• Kerja dengan frekuensi tinggi
1. 32 11. 24 21. 18
2. 30 12. 27 22. 15
3. 30 13. 25 23. 14
4. 30 14. 23 24. 11
5. 29 15. 25
6. 29 16. 24
7. 29 17. 23
8. 28 18. 19
9. 27 19. 19
10. 25 20. 19
• Pengaruh hambatan aliran darah (iskemia)
Tidak menggunakan hambatan
1. 33 11. 30
2. 34 12. 30
3. 30
4. 30
5. 30
6. 31
7. 30
8. 30
9. 29
10. 29
Menggunakan hambatan
1. 23 11. 15 21. 9
2. 20 12. 10
3. 20 13. 16
4. 19 14. 18
5. 15 15. 9
6. 15 16. 15
7. 16 17. 16
8. 15 18. 14
9. 15 19. 15
10. 14 20. 10
• Pengaruh istirahat dan pemijatan
Sebelum istirahat
1. 24 11. 20 21. 10
2. 25 12. 19 22. 7
3. 25 13. 20 23. 10
4. 25 14. 21
5. 24 15. 19
6. 22 16. 18
7. 20 17. 17
8. 21 18. 20
9. 21 19. 20
10. 20 20. 20

Setelah istirahat
1. 32 11. 24 21. 18
2. 37 12. 22 22. 18
3. 35 13. 24 23. 18
4. 34 14. 23 24. 13
5. 36 15. 22 25. 17
6. 36 16. 18 26. 15
7. 32 17. 19 27. 14
8. 28 18. 21 28. 13
9. 28 19. 20 29. 11
10. 27 20. 14 30. 13
Setelah pemijatan
1. 24 11. 21 21. 19
2. 25 12. 24 22. 17
3. 23 13. 23 23. 15
4. 23 14. 24 24. 15
5. 23 15. 20
6. 27 16. 19
7. 26 17. 17
8. 23 18. 20
9. 24 19. 19
10. 25 20. 19
B. PEMBAHASAN
Dari percobaan ini dihasilkan adalah pada frekuensi tinggi proses kerja dapat menimbulkan kelelahan yang lebih cepat dibandingkan cara kerja frekuensi rendah. Pada frekuensi rendah timbulnya kelelahan terjadi lebih lama. Hal ini di timbulkan karena timbunan asam laktat cepat terjadi dan lebih banyak, sedangkan pemulihan obat lebih lama.
Iskemia dapat menimbulkan perasaan lelah walaupun kerja dengan frekuensi rendah. Itu dikarenakan sistem iskemia menyebabkan aliran darah ke organ terhambat dengan demikian suplay O2 turut terhambat. Tanpa adanya O2 ATP tidak terbentuk, itu berarti tidak ada energi tambahan yaitu terbentuk dan tidak terjadi oksigenensi asam laktat dan inilah yang menyebabkan kelelahan.
Perbedaaan yang tampak dari hasil ekrja sesudah pemijatan dengan tanpa pemijatan adalah pada saat sesudah pemijatan pemulihan otot lebih cepat di bandingkan dengan hanya istirahat saja, karena saat pemijatan membantu otot meluruskan dari pada hanya dengan istirahat saja.
Perasaan lelah lebih dulu terjadi setelah itu terjadi rasa nyeri. Rasa nyeri itu terjadi karena otot di paksakan untuk bekerja. Kelelahan otot terjadi karena otot harus berkontraksi sehingga terjadi proses glitolisis anaerob dalam tubuh dimana glikogen akan membentuk C02 dan sebagai hasil reaksi sampai melepaskan energi terproduksi menjadi asam laktat akibat dari banyaknya asama laktat dalam persendian yang menimbulkan rasa lelah pada otot.
Faktor yang menyebabkan kram otot yaitu kerja otot yang terlalu berat atau gangguan metabolisme pada otot karena iskemia. Pada saat otot bekerja persediaan energi dari aerobik karean sumber energi berasal dari O2.


BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan ini kesimpulan yang dapat ditarik adalah:
1. Kerja frekuensi tinggi lebih cepat lelah dari pada kerja frekuensi rendah.
2. Dengan melakukan pemijatan proses pemulihan otot untuk melakukan kerja selanjutnya lebih cepat dan optimal.
3. Aliran darah yang dihambat dapat menghambat kerja otot karena energi yang dialirkan darah dihambat.
B. SARAN
1. Sebaiknya alat-alat laboratorium yang digunakan dalam praktikum lebih dilengkapi agar praktikum dapat berjalan dengan lancar.
2. Sebaiknya praktikum dilakukan tepat waktu
3. Materi-materi yang dibawakan sebaiknya dijelaskan lebih rinci agar dalam penyusunan laporan tidak mengalami hambatan











DAFTAR PUSTAKA

W.F. Ganong.2000.review of medical physiology.Lithographed in USA,
California
Guyton.2001.text book of medical phsyiologi.Saunders, Newyork
Sloane Ethel.2001.anatomi dan fisiologi untuk pemula.penerbit buku
Kedokteran EGC,Jakarta
The ATP-ADP Cycle, (http://www.indepthinfo.com)
Kelelahan kerja, (http://nonameface.wordpress.com)
http://209.85.175.132/search?q=chace:DeHf4cUBrq4J:en.wikiped

Tidak ada komentar:

Posting Komentar